Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) minta
agar pengembangan sumber daya alam (SDA) bumi cenderawasih, lebih fokus pada
satu komoditi sebelum beralih pada hal lainnya.
Menurut Ketua Komisi II DPR Papua Herlin Beatrix Monim,
dengan lebih fokus pada satu komoditi, dirinya yakin pengembangan maupun
pemasaran suatu komoditi, bakal lebih maksimal.
“Potensi SDA Papua ini kan sangat luar biasa. Salah satunya
misalnya sagu yang sudah diciptakan Tuhan didalam hutan sehingga tak perlu di budidaya.
Mengapa saya minta fokus pada satu SDA dulu, supaya pengembangan benar-benar
terfokus.”
“Seperti halnya Pemprov Gorontalo yang menggalakan
pengembangan jagung dan karena fokus upaya pemdanya berhasil. Papua ini kan
banyak komoditi, ada sagu kopi, kakao dan lainnya. Untuk itu, jika kita fokus
seperti halnya Kabupaten Kepulauan Meranti yang hanya mengembangkan sagu, saya
pikir Papua juga demikian akan bisa berhasil,” ucapnya di Jayapura, pekan lalu.
Fokus yang dimaksudkan Herlin adalah kebijakan pimpinan
untuk mengarahkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) mengembangkan salah
satu komoditi, misalnya sagu. Dengan demikian, tak hanya ditopang oleh anggaran
dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dan DAU (Dana Alokasi Umum),
tetapi semua OPD dalam program kerjanya mendukung pengembangan sagu.
“Tentunya pemerintah melakukan pembinaan kepada petani apalagi
bagi mereka yang sudah punya lahan. Misalnya satu instansi fokus untuk
pembudidayaan dan pengembangan. Lalu ada instansi yang memasarkan. Sehingga
tidak tumpang tindih perencanaan dan program kerjanya.”
“Sebab tujuanya kan sama untuk supaya komoditi ini berhasil
dikembangkan. Sebab jika kita tak fokus pastinya pengembangan komoditi di Papua
tidak bisa maksimal,” katanya.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Papua Soedarmo mengajak kepala SKPD
dan para bupati untuk mengunjungi Kabupaten Kepulauan Meranti untuk meninjau
pengembangan sagu.
Pasca peninjauan pengelolaan pabrik dan home industri tepung
sagu di kabupaten itu, Penjabat Gubernur Papua Soedarmo meminta para bupati
untuk segera mengkoordinasikan pengembangannya di masing-masing wilayahnya.
“Jangan tunda-tunda lagi. Saya harap pekan ini sudah bisa
mulai dikoordinasikan bersama pihak terkait untuk pengelolaannya. Kita mesti
memulai dulu dari sagu sebelum ke komoditi lain,” terangnya.
Dia tambahkan, keinginannya untuk mendorong pengelolaan sagu
di Papua semata-mata kepedulian kepada masyarakat pemilik ulayat agar
diberdayakan dan memiliki pendapatan guna meningkatkan taraf hidup maupun
perekonomiannya.
Oleh karenanya, dalam sisa jabatan yang dimiliki tersebut,
dirinya akan mendorong seluruh bupati untuk meningkatkan pengelolaan dan
pemanfaatan pohon sagu di Papua.