Penambangan emas ilegal di
wilayah Korowai, baru-baru ini menjadi viral di media sosial.
Bukan hanya proses pendulangannya yang
mencemari air akibat penggunaan merkuri hingga merusak ekosistem sungai dan laut,
bahkan merugikan manusia, tetapi berhembus isu kencang bahwa ada keterlibatan
oknum anggota TNI.
Hal itu dibantah Pangdam XVII Cenderawasih
Mayjen TNI G. Elnadus Supit, usai mendampingi Gubernur Papua Soedarmo meninjau
penambangan emas liar di wilayah Korowai dari udara dengan helikopter, Jumat
(10/8), di Tanah Merah, Boven Digoel.
“Saya jamin keterlibatan anggota TNI untuk
sementara tidak ada. Saya jamin itu. (Kalau) dari oknum lainnya, apakah dinas
perhubugan kita belum jelas. Nanti akan diperiksa dulu,” terangnya.
Pangdam Supit sebelum masuk ruang kedatangan
Bandara Tanah Merah, sempat melirik dua helikopter yang terparkir diujung
landasan. Helikopter tersebut menurut laporan kerap dipakai untuk mengantar
logistik maupun pekerja dari bandara menuju tempat pendulang dan sebaliknya. Dirinya
pun memerintahkan petugas bandara untuk memanggil pilot helikopter itu.
Dengan nada tinggi, dia juga menginstruksikan segera
menghadirkan petugas Bandara Tanah Merah. Dia geram sebab semestinya petugas
bandara menghentikan aktivitas penerbangan jika mengetahui ada angkutan orang
dan barang ke tempat pendulangan, meski memiliki surat ijin untuk terbang.
“Mestinya hal itu dilaporkan kepada pihak
keamanan untuk diambil tindakan karena penambangan yang dilakukan adalah
ilegal. Yang jelas pihak bandara di Boven Digoel tahu bahwa ada kegiatan (penambangan
ilegal) itu. Tapi bukan melaporkan atau melarang justru dibiarkan.”
“(Kemungkinan) sudah dibayar oknum (petugas
bandara). Sebab helikopter itu parkir berhari-hari di bandara. Makanya saya
perintahkan helikopter itu jangan terbang. Ini perintah Pangdam,” tegasnya.
Dengan peninjauan kali ini, lanjut dia, sudah
dipastikan aktivitas penambangan ilegal di lokasi wilayah Korowai memang benar
adanya. Oleh karenaya, dalam waktu dekat dia berharap penambang ilegal ini
segera ditertibkan, sementara aparat kepolisian diharapkan melakukan
penindakan.
Sementara dua unit helikopter yang
dipergunakan untuk keperluan penambangan ilegal ditahan untuk keperluan
pemeriksaan. “Kalau semua kalau memang sudah clear dan sudah ada kejelasan
hukum, baru mungkin dibebaskan,” tegasnya.