Jayapura-Departemen Perdagangan RI, berencana membangun pasar perbatasan di daerah Sawito, Kampung Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, pada tahun tahun 2007 mendatang.
Rencana pembangunan pasar ini, langsung ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua dan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, beserta instansi vertical lainnya, dengan menggelar rapat membahas masalah pembangunan pasar perbatasan sesuai rencana Pemerintah Pusat, di Aula Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Papua.
Usai memimpin rapat, Kadisperindag Papua, Drs. Zubaer Husein, ketika diwawancara wartawan mengaku bahwa Departemen Perdagangan RI, telah menyiapkan sejumlah dana yang dibiayai dari APBN, untuk pembangunan pasar di wilayah perbatasan Entekong, Kaltim pada tahun ini dan Skouw, Papua pada tahun depan.
Dari hasil rapat ini, katanya, telah disepakati bahwa dalam waktu dekat, semua pihak yang terlibat dalam pembangunan pasar di Sawito, akan membentuk tim yang nantinya akan turun langsung ke lapangan atau mengadakan survei di wilayah tempat pembangunan pasar. Pembentukan tim survei ini, lanjutnya, bertujuan membuat suatu perhitungan pembanguan dan hal-hal penting lainnya, agar dalam proses pembangunan nantinya, dilakukan sesuai rencana, terarah, dan tepat sasaran
Ditambahkan, pembangunan pasar di Sawito, disinyalir akan dapat memacu pertumbuhan perekonomian di daerah perbatasan. Karena, lanjut Zubaer, berbeda dengan daerah Entekong (Kaltim), masyarakat Indonesia berbelanja ke negara tetangga. Namun di Skouw, masyarakat PNG yang berbelanja ke Papua.
"Saya pikir ini baik untuk perkembangan perekonomian di daerah perbatasan maupu di Papua. Karena kalau disini, masyarakat dari PNG yang datang untuk berbelanja di Indonesia. Berbeda dengan suasana di Entekong (Kaltim), orang Indonesia yang berbelanja ke negara tetangga. Jadi ini akan sangat bermanfaat untuk Indonesia," akuinya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jayapura, M. H. Thamrin Sagala, SH, MM mengatakan Pemerintah Kota Jayapura telah menyiapkan lahan seluas 2 hektare untuk pembangunan pasar perbatasan di Sawito. Namun, akunya, Pemkot akan bekerja sama dengan Pemda Provinsi untuk melakukan perluasan lahan kembali, karena lahan sebesar 2 hakter dianggap tidak dapat mencukupi kebutuhan pembangunan pasar.
"Di Sahito, itukan kita sudah punya lahan disana sekitar 2 hektar, tapi kan kebutuhan pasar itu sendiri kan tidak cukup dengan lahan yang hanya segitu. Nah kita harus mengembangkan lagi. Tapi nanti semua itu dirancang oleh Pemda Provinsi bekerja sama dengan Pemkot, dan itu akan dipersiapkan oleh mereka," ujarnya.
Ditanya wartawan tentang besaran alokasi pembangunan pasar, kata Sagala, "kalau untuk pembangunan pasar dan pembebasan tanah sekitar Rp. 20 milyar, tetapi ini dibebankan kedalam APBN.
Sedangkan untuk pembiayaan secara keseluruhan, masih belum dicapai besaran angka finalnya. Karena departemen pendukung dan dinas pendukung lain, baik di Provinsi maupun di Kota Jayapura, itu secara lintas sector nantinya akan menyiapkan anggarannya secara sendiri-sendiri. Misalnya, untuk pembangunan terminal, maka bebannya ke Depatemen Perhubungan atau Dinas Perhubungan Provinsi dan Kota. Menyangkut masalah listrik anggarannya dibebankan kepada PLN, menyangkut masalah salurasn telepon dibebankan ke telkom SPBN ke Pertamina dan lainnya," akuinya.**