Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
di Papua, diimbau menindaklanjuti hasil kunjungan ke Kabupaten Kepulauan
Meranti, terkait pengelolaan sagu untuk kemudian diterapkan di wilayahnya
masing-masing.
Menurut Asisten Bidang Perekonomian dan
Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Noak Kapisa, Kabupaten Kepulauan Meranti,
merupakan salah satu wilayah yang berhasil dalam memproduksi sagu.
Dimana, hanya dengan luas lahan sagu sekitar
12 ribu hektar, dengan pabrik kilang yang ada, tercatat mampu meraup keuntungan
sekitar Rp300 juta perbulan. Sementara petani sagu pembudidayanya bisa menerima
sekitar Rp17 juta s/d Rp20 juta perbulan.
Tak sampai disitu, bahan sagu yang digunakan
oleh Pemkab Kepulauan Meranti, dibeli dari Provinsi Papua. “Sehingga hal ini
yang barangkali bupati dan walikota di Papua mesti jadikan perhatian. Sebab
kita di Papua ini memiliki wilayah luas dan punya lahan besar untuk ditanami
sagu. Makanya kemarin kan ada studi banding ke Kepulauan Meranti yang juga
dihadiri sejumlah bupati dan SKPD terkait.”
“Dengan demikian, saya harapkan dari hasil
tinjauan ini ada tindak lanjut atau paling tidak ada contoh yang dibuat pada
masing-masing wilayahnya, lebih khusus dalam mengelola sagu,” terangnya.
Sebelumnya, robongan Pemprov Papua dan bupati
mengunjungi Pabrik Tepung Sagu PT. National Sago Prima, Kampung Tanjung Bandul,
Distrik Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.
Rombongan Pemprov Papua meninjau cara
pembuatan sagu yang kemudian diolah menjadi tepung untuk kemudian dijual ke
luar negeri dengan harga Rp6000 per kilogram. Tak sampai disitu, rombongan
Pemprov Papua mengunjungi salah satu pengolahan sagu skala home industri yang
juga memproduksi tepung dengan penghasilan belasan juta rupiah per bulan.
Bupati Kabupaten Jayapura Mathius Awoitauw
yang ikut dalam peninjauan mengaku siap mendorong kabupatennya sebagai salah
satu daerah pilot project (proyek percontohan) untuk memacu masyarakat bumi
cenderawasih meningkatkan budi daya sagu.