Lima klaster yang menjadi lokasi venue
tempat pelaksanaan lomba, ditargetkan aman dan bebas dari penyakit malaria,
enam bulan sebelum pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 mendatang.
“Paling tidak awal Maret atau April 2020, lokasi pelaksanaan
PON sudah bebas dari malaria. Kita juga pastikan semua masyarakat sudah
diberikan obat anti malaria,” terang Kepala Dinas Kesehatan Papua Aloysius Giay
di Jayapura, baru-baru ini, dalam satu kesempatan.
Dikatakan, saat ini instansinya berupaya keras melakukan
serangkaian langkah preventif untuk mewujudkan bumi cenderawasih bebas dari
penyakit malaria. Dimanan berbagai upaya prefentiv itu akan mulai digelar pada
akhir tahun ini.
Diantaranya secara periodik, dinas kesehatan melakukan
pembersihan lingkungan, agar aman dan terbebas dari tempat perkembangbiakan
bibit malaria.
Selain itu, memastikan agar seluruh rumah, gedung maupun
tempat peristirahatan sekitar venue-venue PON, diberikan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM). STBM pun dipastikan akan dilakukan pada seluruh
venue di lima klaster penyelenggaraan PON.
“Makanya lagi-lagi kita meyakinkan kepada seluruh atlet di
34 provinsi bahwa PON 2020 akan aman dari malaria. Kita akan pastikan pelaksanaan
eliminasi malaria kepada seluruh warga Papua”.
“Dalam artian tidak boleh ada lagi satu warga pun yang
terjangkit malaria enam bulan sebelum PON. Karena bila dibiarkan ada potensi
untuk ditularkan,” terang dia.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Papua bakal mengadakan
sekitar 1.500 tenaga perawat untuk menunjang pelayanan kesehatan selama PON XX
2020.
Sementara khusus untuk dokter spesialis akan dipersiapkan
minimal sekitar 45 orang. Pemprov Papua juga bakal menyediakan minimal dua ahli
gizi untuk ditempatkan pada setiap cabang olahraga.
“Lalu nanti ditambah dengan tenaga dari Balai Penanganan
Obat dan Makanan yang tujuannya memastikan makanan maupun minum yang dikonsumsi
atlet maupun official itu aman dengan terlebih dahulu dilakukan tes sampel,”
ujarnya.