Gubernur Papua Lukas Enembe
tetap pada pendiriannya agar negoisasi 10 persen saham PT. Freeport Indonesia
(PTFI), wajib mengikuti proses kesepakatan awal dengan pemerintah pusat.
Hal demikian disampaikan Gubernur Lukas di
Istana Negara, Jakarta, usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi,
PT.Inalum (Persero), serta sejumlah Kementerian/Lembaga terkait, Kamis (29/11).
Enembe pun mengapresiasi Presiden Jokowi yang dalam pertemuan berkeinginan agar proses
negosiasi saha, tak boleh ada “penumpang gelap” yang ikut masuk. Dengan
demikian, proses negoisasi harus diselesaikan sesuai kesepakatan awal.
“Intinya Presiden Joko Widodo memberi target
penyelesaian divestasi saham PT.Freeport Indonesia (PTFI) sebelum akhir
desember tahun ini. Sehingga kita menyambut
baik keputusan Presiden iu, terkait percepatan pelaksanaan divestasi saham PTFI”.
“Sebab selain memberikan target waktu
penyelesaian, Presiden juga meminta dalam divestasi ini harus memperhatikan
hak-hak Orang Asli Papua (OAP). Jangan sampai ada (orang atau kelompok) yang
ikut memanfaatkan kesempatan atau istilahnya “papa minta saham”. Kata Presiden
itu tidak boleh terjadi,” ucap dia.
Bupati Puncak, Willem Wandik dalam kesempatan
itu mendukung sikap Gubernur Papua menolak proposal yang diajukan PT. Inalum
(Persero). “Kami sangat mendukung tindakan gubernur Papua. Freeport pun ada di
dalam negara Indonesia, sejatinya harus tunduk pada aturan negara,” harapnya.
Sebelumnya, Gubernur Papua menolak proposal
pembentukan BUMD yang diajukan PT. Inalum (persero). BUMD itu, menjadi salah
satu poin yang ditolak Gubernur Papua Lukas Enembe, menanggapi beberapa
keterangan yang termuat dalam proposal yang diajukan PT Inalum, terkait dengan
divestasi 51 persen saham PT. Freeport Indonesia.
Menurut dia, Pemprov Papua sudah menyiapkan
nama BUMD dan sudah diserahkan kepada Menteri Keuangan sejak beberapa waktu
lalu. Tetapi, kesepakatan tersebut ternyata diganti dengan tiba-tiba oleh PT.
Inalum. Dimana mereka datang dengan proposal yang disodorkan dengan nama
perusahaan daerah PT. Indocopper Investama
“Makanya, saya dalam pertemuan itu saya sempat
ribut dan keluar dari ruang rapat. Sebab saya berharap jangan membuat sejarah
masa lalu yang tidak baik diulang kembali. Jangan bikin bodok (membodohi,red)
kami orang Papua,” tegas Enembe.