Pemerintah Provinsi Papua mengharapkan
seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk dapat melaksanakan serta mewujudkan
reformasi aparatur dengan mengedepankan prinsip tiga pilar, yakni penataan
kelembagaan secara maksimal, sistem dan prosedur yang baik serta kualitas
sumber daya memadai.
Hal demikian disampaikan Gubernur Papua Lukas Enembe dalam
sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Papua Anni Rumbiak, pada
penutupan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan IV di lingkungan Pemprov
Papua 2018, Rabu (12/12), di Aula BPSDM Papua.
Dikatakan, ketiga
faktor tersebut saling menjalin
keterkaitan, namun sesungguhnya upaya-upaya penataan kelembagaan dan penataan
prosedur, mesti diawali dengan kualitas sumber daya aparatur yang dapat memahami dengan baik tentang
arah, strategi, kebijakan, bahkan implemetasinya.
“Supaya apa, agar pola penataan kelembagaan yang saat ini
masih cenderung kurang baik, bisa lebih maksimal. Contohnya, ketika membentuk lembaga-lembaga yang besar tanpa mempertimbangkan fungsinya,
harusnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan tingkat efektivitas dan efisiensi
anggaran,” katanya.
Selama lebih kurang lebih 98 hari, sambung Gubernur, para
pejabat eselon IV yang mengikuti Diklat Kepemimpinan Tingkat IV, telah melalui
proses pembelajaran. Bahkan telah merancang dan mengimplementasikan proyek
perubahan guna pengembangan kinerja
organisasi.
Sayangnya, dalam proses pembelajaran itu, setelah dilakukan
evaluasi maupun penilaian terhadap
peserta Widyaiswara dan kinerja penyelenggara, dari 40 orang peserta
yang ada, sebanyak tujuh orang dinyatakan ditunda kelulusannya. Sementara 30
orang dinyatakan memuaskan dan tiga orang
cukup memuaskan.
Dia berharap kedepan bagi yang ditunda kelulusannya, dapat
memaksimalkan kinerja supaya bisa mencapai hasil yang lebih maksimal dimasa
mendatang. “Sebab bagi yang ditunda kelulusannya diharapkan dapat melengkapi
proyek perubahan dalam waktu yang tak terlalu lama,” kata dia.
Dia pun berharap konsep diklat pola baru yang diterapkan
Badan SDM Papua, dapat menciptakan paradigma organisasi pembelajaran bagi ASN
di bumi cenderawasih. “Dimana dalam satu orang peserta diklat belajar, atasan langsungnya juga ikut
belajar. Baik sebagai mentor maupun sponsor dan stakeholder internal organisasi
lainnya yang turut mendukung peserta diklat
dalam proses pembelajaran”.
“Sehingga saya berharap melalui proses ini dapat terjadi pergeseran nilai dari paradigma organisasi birokrasi ke paradigma
organisasi berbasis kinerja,” harapnya.