Badan Pusat Statistik (BPS) Papua mencatat
tiga negara pengimpor atau pemasok barang terbesar ke bumi cenderawasih pada
Desember 2018. Dimana Australia menjadi yang terbesar dengan nilai impor
senilai US$ 13,46 juta (46,07 persen).
Singapura menyusul pada urutan kedua dengan nilai US$ 8,42
juta atau 30,58 persen. Sementara
Amerika Serikat berada di urutan ketiga dengan nilai US$ 0,43 juta atau 5,03 persen.
Kendati demikian, Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS
Papua Bambang Ponco Aji mencatat nilai ekspor dan impor Papua pada Desember
2018 lalu mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Penurunan nilai ekspor tercatat senilai US$ 88,96 juta atau
turun sebesar 75,88 persen dibanding bulan sebelumnya senilai US$368,75 juta.
“Sementara untuk impor tercat senilai US$ 31,34 juta atau
turun 39,51 persen dibanding bulan sebelumnya senilai US$ 51, 80 juta,” terang
ia kemarin, di Jayapura.
Untuk nilai ekspor golongan barang, tercatat pada bijih
tembaga dan konsentrat (HS26), pada Desember 2018 tercatat senilai US$ 82,48
juta. Sedangkan ekspor kayu dan barang dari kayu (HS44) US$ 3,19 juta, ekspor
golongan ikan dan hewan air lainnya (HS03) US$ 0,02 dan ekspor non migas
lainnya US$ 3,27 juta.
“Ekspor Papua pada Desember 2018 terbesar ditujukan ke enam
negara dengan nilai US$ 85,55 juta dengan penurunan mencapai 62,97 persen
dibanding bulan sebelumnya sebesar US$ 231,06 juta,” katanya.
Beralih pada nilai impor yang turun Desember 2018, tambah
ia, kendati demikian neraca perdagangan Papua mengalami surplus US$ 18,81 juta
atau turun 36,23 persen jika dibanding bulan sebelumnya, yaitu US$ 29,49 juta.
Impor dari tujuh negara utama Desember 2018 pun tercatat
seebsar US$ 22,32 juta dengan nilai penurunan 56,47 persen dibanding bulan
sebelumnya.