Jelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang
diagendakan pada Maret mendatang, Dinas Pendidikan Provinsi Papua berharap ada jaminan
keamanan dari pemerintah dan aparat setempat, lebih khusus pada wilayah yang
rawan konflik.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Elias Wonda mengarapkan jaminan keamanan kepada siswa dan siswi
di Kabuaten Nduga yang sebentar lagi mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional.
“Kita meminta pihak keamanan dan Pemda Kabupaten Nduga
memberikan jaminan keamanan agar para siswa setempat dapat mengikuti ujian
nasional pada Maret mendatang.”
“Apalagi ada informasi ratusan siswa dari 12 Distrik di
Kabupaten Nduga, harus mengungsi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pasca
pembantaian belasan karyawan PT. Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Bersenjata
(KKB) pada Desember 2018 lalu,” terang ia.
Elias juga menyebut telah menginstruksikan Ketua Panitia UN Papua
untuk memantau langsung para siswa Nduga yang dilaporkan mengungsi ke Wamena.
Dirinya berharap, Pemkab Nduga dan pihak keamanan setempat
segera melakukan langkah antisipasi agar pelaksanaan Ujian Nasional pada Maret
mendatang dapat diikuti oleh seluruh siswa di wilayah itu.
Ditempat terpisah, Ketua Panitia Ujian Nasional Tingkat
Provinsi Papua, Laurens Wantik mengatakan sekitar 406 siswa dari 12 Distrik di
Kabupaten Nduga yang saat ini mengungsi di Kota Wamena.
Sekitar 406 Siswa itu terdiri dari siswa tingkat SD, SMP dan
SMA/SMK.
Sementara dalam skenario awal, ratusan siswa ini rencananya
bakal mengikuti UN di Wamena. “Karena peristiwa di Nduga termasuk Kejadian Luar
Biasa (KLB), sehingga mereka bisa mengikuti UN di tempat yang aman. Hal ini diperbolehkan
dalam Prosedur Operasional Standar (POS) UN,” pungkasnya.