Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebut sempat
mengalami kesulitan dalam mendistribusikan logistik Pemilu Presiden dan
Legislatif ke wilayah pegunungan.
Menurut Ketua KPU Papua Theodorus Kossay, sulitnya
pendistribusian logistik memaksa KPU Papua mesti menyewa alat transportasi di
laut, seperti motor tempel. Dilain pihak, KPU juga mencarter pesawat dan
helikopter untuk menyalurkan logistik ke sejumlah titik sulit.
“Yang pasti hari ini (Senin,red), telah dilakukan distribusi
ke daerah pegunungan. Jadwalnya pendistribusian sampai dengan Rabu pekan
depan.”
“Artinya untuk kabupaten yang kondisi geografisnya sulit,
distribusinya dimulai hari ini. Nanti untuk kabupaten yang kondisi geografisnya
tak sulit kita mulailakukan pada 10 April 2019 mendatang,” terang Ketua KPU kemarin, di Jayapura.
Ia katakan, untuk pendistribusian ke wilayah sulit, KPU
Papua melalui institusi penyelenggara setempat telah meminta bantuan kepala
daerah di wilayah itu, untuk membiayai ongkos transportasi.
Sebab untuk biaya carter helikopter selama satu jam saja,
bisa mencapai Rp40 juta hingga Rp80 juta.
Sementara menyoal kondisi di Kabupaten Nduga yang masyarakatnya
masih mengungsi pasca penembakan karyawan PT. Istaka Karya, Ketua KPU katakan
telah membentuk tim untuk ditempatkan beberapa titik yang dekat dengan wilayah perbatasan
Nduga, seperti di Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya dan Mimika.
Alternatif ini untuk
menjangkan masyarakat pengungsi dari Nduga agar dapat menyalurkan hak suaranya
dalam Pemilu kali ini.
“Hanya memang untuk jumlah berapa banyak pengungsi dari
Nduga kami masih menunggu informasi dari pihak terkait,” terangnya.