Program pembangunan perpustakaan kampung
diakui telah terhenti sejak 2018 lalu.
Menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Papua
Hans Hamadi, program tersebut terhenti karena terbatasnya anggaran yang
diterima instansi tersebut sejak tahun lalu.
“Bahkan, dinas ini kemungkinan akan disatukan dengan
instansi lain. Untuk itu, kita harap hal ini dapat dimaklumi oleh pemerintah
kabupaten. Sebab memang sejak tahun lalu cukup banyak permintaan dari kabupaten
kepada kami di provinsi,” terang Hans di Jayapura kemarin.
Tak sampai disitu, sambung dia, keterbatasan anggaran juga
mempengaruhi program pengadaan buku koleksi di perpustakaan Kotaraja, Jayapura.
Dimana sejak dua tahun terakhir, belum lagi dilakukan pengadaan penambahan
buku.
Sehingga memang jumlah buku untuk perpustakaan di dinas ini kini
menjadi terbatas, karena harus menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
“Lagi-lagi kita berharap masarakat bisa memaklumi. Sebab
memang minat masyarakat untuk datang ke Purpustakaan Papua cukup tinggi saat
ini. Hanya kita harap kedepan agar masalah ini bisa mendapat jawaban,” tutur
ia.
Sementara semenjak memimpin di instansi tersebut, Hans
Hamadi mengklaim sudah mengirim ribuan buku ke sejumlah kabupaten, guna
meningkatkan Indeks Pembangunan Panusia (IPM) Papua yang saat ini masuk
kategori rendah.
Dia memastikan di masa depan, upaya untuk meningkatkan minat
baca masyarakat tak bakal berhenti, meski keterbatasan anggaran yang dialami
instansinya.
“Selama dipercaya memimpin dinas perpustakaan, kami akan
terus berupaya meningkatkan minat baca supaya IPM Papua kedepan bisa meningkat,”
tutupnya.