JAYAPURA - Pemeriksaan pertumbuhan menjadi layanan paling banyak dimanfaatkan masyarakat dalam program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Papua. Namun, sejumlah layanan penting lain, seperti deteksi G6PD dan kanker usus, masih rendah peminat dan pelaksanaannya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Arry Pongtiku, mengatakan sejak diluncurkan dua setengah bulan lalu, program PKG telah menjangkau sembilan kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Papua.
Hingga Maret 2025, tercatat 1.336 warga telah mendaftar, dan sebanyak 944 orang atau 70,66 persen telah mengikuti pemeriksaan.
”Layanan pemeriksaan pertumbuhan pada bayi baru lahir mencapai 96 persen, sedangkan pemeriksaan enzim G6PD baru 8 persen,” ujar Arry.
Pemeriksaan G6PD (glukosa-6-fosfat dehidrogenase) penting untuk mendeteksi risiko anemia hemolitik, terutama pada bayi yang baru lahir. Namun, keterbatasan alat dan belum meratanya pemahaman petugas kesehatan membuat layanan ini belum berjalan optimal.
Pada kelompok usia balita dan anak prasekolah, tingkat pemeriksaan pertumbuhan tercatat sebesar 98 persen. Adapun layanan pemeriksaan talasemia baru mencapai 24 persen.
Sementara itu, untuk kelompok dewasa, pemeriksaan gula darah dan tekanan darah telah dilakukan di seluruh puskesmas yang melayani PKG, dengan capaian 100 persen. Namun, pemeriksaan kanker usus dan fungsi ginjal masih rendah, yakni 14 persen.
Menurut Arry, variasi capaian layanan disebabkan oleh ketersediaan alat, kompetensi tenaga kesehatan, dan pemahaman masyarakat terhadap manfaat tiap pemeriksaan.
Dinas Kesehatan kini tengah memperkuat pelatihan bagi petugas, termasuk peningkatan pencatatan digital lewat aplikasi PKG.
”Kami berupaya semua jenis pemeriksaan bisa merata di semua kelompok usia. Ini penting untuk deteksi dini dan pencegahan penyakit yang lebih serius,” katanya. ***