Gubernur Papua Lukas Enembe menerima penghargaan opini WTP dari Anggota BPK RI
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI kembali memberi opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) bagi Pemerintah Provinsi Papua untuk yang ketiga
kalinya secara berturut-turut.
“Hasil Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Keuangan Tahun
Anggaran 2016 Provinsi Papua diberi opini WTP,” terang Anggota BPK RI, Harry
Azhar pada penyerahan LHP yang berlangsung dalam Sidang Paripurna Istimewa DPR
Papua, Selasa (6/6) kemarin.
Kendati begitu, BPK masih memberi catatan terhadap beberapa
permasalahan yang wajib menjadi perhatian pemerintah provinsi. Diantaranya,
pengelolaan dana hibah serta bantuan sosial yang belum sesuai dengan ketentuan.
“Kemudian ada pertanggungjawaban belanja pelaksanaan Kartu
Papua Sehat (KPS) pada RSUD Jayapura
yang belum sesuai ketentuan” .
"Namun hasil pemeriksaan atas laporan keuangan
pemerintah Provinsi Papua 2016 telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) berbasis akrual. Untuk itu, BPK RI memberikan opini Wajar Tanpa
Pengecualian,"ungkap dia..
Sementara Gubernur Papua, Lukas Enembe mengatakan, hasil
yang diraih kali ini merupakan buah dari kerja keras pemerintah daerah bersama
seluruh SKPD dalam mengelola keuangan negara. Hal itu disebut Lukas, untuk
menampik statement sejumlah mantan pejabat menyebut Papua belum mampu meraih
opini WTP.
“Makanya saya bilang, (mantan pejabat) yang menuding raihan
WTP kita tidak sebenarnya seperti itu adalah orang yang tidak bertanggung jawab”.
“Sekali lagi saya tegaskan ini merupakan hasil kerja kita
semua. Ini juga merupakan bukti kerja nyata kita bahwa Pemerintah Provinsi
Papua, bekerja secara sungguh-sungguh dan serius,"ujarnya.
Sebelumnya, Lukas Enembe merasa tak terima dengan tudingan
mantan pejabat Bupati Mappi dan Mimika, Allo Rafra, yang menyebut raihan WTP
(Wajar Tanpa Pengecualian) sejumlah pemda di Bumi Cenderawasih, termasuk
pemerintah provinsi, diduga dari hasil suap.
Allo Rafra, lanjut Gubernur, mestinya malu sebab pada masa
pemerintahannya opini BPK lebih banyak berkutat pada disclaimer. Ia pun tak
ragu menyebut pemerintahan di masa Allo Rafra, telah sangat merusak tatanan
pemerintahan di Papua.
“Opini pemerintahan di Papua dari tahun ke tahun disclaimer.
Kini kita bekerja keras mengubah dengan membenahi aset kita yang dulunya pada
jaman Allo Rafra yang juga menjadi Kepala Pemerintahan dijual oleh mereka”.
“Jangan bicara sembarang, kalau kita berhasil berarti
itu hasil yang sebenar-benarnya. Ini jamannya pemerintah sebelumnya yang sudah
hancur dan justru sekarang sedang kita perbaiki,” ucap dia.