"Bulan April 2007 Kota Jayapura mengalami deflasi sebesar 0,08 persen dimana pada bulan Januari, Februari dan Maret selalu mengalami inflasi masing-masing sebesar 2,80 persen, 1,79 persen dan 0,32 persen. Deflasi yang terjadi pada bulan April disebabkan adanya penurunan angka indeks dari 165,53 pada bulan Maret 2007 menjadi 165,40 pada bulan April 2007. Deflasi yang terjadi pada bulan April di Kota Jayapura cenderung disebabkan oleh penurunan harga-harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan terutama sub kelompok ikan segar. Demikian dikatakan, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Ir. JA. Djarot Soetanto, MM, saat memberikan keterangan, di Sasana Gamma Kantor BPS Papua, Selasa (1/5) sore.
"Menurut Dia, penurunan harga ditunjukkan oleh penurunan indeks pada 2 kelompok barang dan jasa, yakni pada kelompok bahan makanan 0,75 persen dan kelompok kesehatan 0,80 persen. Sedangkan 5 kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks masing-masing, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,65 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,01 persen; kelompok sandang 2,07 persen; kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga 0,17 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,11 persen. Lanjut Djarot, pada bulan April 2007, kelompok-kelompok komoditi memberikan andil/sumbangan inflasi adalah, kelompok bahan makanan dengan -0,29 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,12 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,00 persen (andilnya sangat kecil); kelompok sandang 0,09 persen; kelompok kesehatan -0,02 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,01 persen.
"Selain itu, laju inflasi bulanan sebesar -0,08 persen lebih tinggi dibanding nasional -0,16 persen, laju inflasi tahun kalender (Januari - April) 2007 sebesar 4,85 persen masih lebih tinggi dibanding nasional 1,74 persen dan laju inflasi year on year (April 2007 terhadap April 2006) sebesar 11,09 persen masih juga lebih tinggi dibanding nasional 6,29 persen. Secara umum digambarkan, perubahan indeks pada bulan April dari Dari 45 kota tercatat 16 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di tingkat Nasional terjadi di Mataram 1,11 persen dan inflasi terendah di Jogjakarta 0,02 persen untuk tingkat Sumapua (Sulawesi, Maluku dan Papua) inflasi tertinggi di Palu 0,96 persen dan terendah di Kendari 0,28 persen. Sedangkan deflasi terbesar di tingkat Nasional terjadi di Bengkulu 2,00 persen, dan deflasi terkecil di Kupang 0,02 persen untuk tingkat Sumapua deflasi terbesar di Ternate 1,33 persen dan terendah di Jayapura 0,08 persen. Range perubahan indeks dari 45 kota IHK yaitu 1 persen terdapat 8 kota IHK, -0,09 s/d -0,01 persen terdapat 21 kota; 0,00 s/d 0,99 persen terdapat 15 (termasuk Kota Jayapura); 1,00 persen terdapat 1 kota. Ditambahkannya, deflasi yang terjadi pada bulan April di Kota Jayapura di pengaruhi oleh penurunan indeks pada kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan.
"Untuk sub kelompok yang cukup signifikan memberikan andil terjadinya deflasi yakni pada sub kelompok ikan segar dan sub kelompok obat-obatan. Sedangkan komoditi yang sangat dominan memberikan sumbangan deflasi yaitu ekor kuning, cekalang, ikan deho, cabe merah, bubara, kawalina, pasta gigi, mujair, ikan merah. Sedangkan andil komoditi yang cukup berperan memberikan laju inflasi umum yakni : beras, buah pinang, bawang putih, cabe rawit, minyak goreng, pembalut wanita, tempe, daging sapi, bandeng, kacang panjang, kacang tanah, gaun, ayam goreng, udang basah dan pepaya.