"Putra-putri Papua, Pejuang Irian Barat mendesak pasal 2 ayat 2 UU No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) bagi Papua untuk segera direvisi karena dinilai memberi ruang bagi disahkannya Bendera Bintang Kejora dan lagu Hai Tanahku Papua sebagai Lambang Daerah walaupun tidak diposisikan sebagai simbol kedaulatan. Mereka menuntut, agar penetapan lambang daerah dan lagu daerah harus melalui keikut sertaan semua komponen penduduk dan masyarakat asli melalui pelaksanaan Sayembara Nasional.
"Revisi UU Otsus harus mengikut sertakan para tokoh pejuang dan unsur-unsur lainnya, sehingga aspirasi masyarakat Papua tercakup di dalamnya, tegas Heems kercke Bonay, putri sulung Gubernur pertama di Papua (periode 1963 - 1965), Eliezer Yan Bonay saat menyampaikan pernyataan sikap yang didampingi para pejuang kemerdekaan Irian Barat lainnya, di sela-sela acara perayaan kembalinya Irian Barat ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ke-44, bertempat di GOR Cenderawasih, Jayapura, Selasa (1/5). Ditegaskannya, masuknya Papua ke NKRI merupakan harga mati. Sehingga, tidak ada tawar-menawar apalagi memberikan peluang bahwa Bendera Bintang Kejora dan lagu Hai Tanahku Papua untuk dijadikan simbol daerah. Kami hanya mengakui Bendera Merah Putih dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, tegasnya.
"Dalam kesempatan itu, Hems meminta agar Pemerintah Pusat menyertakan para tokoh pejuang dalam pembentukan Desk Papua, guna mengantisipasi persoalan yang mengarah kepada disintegrasi bangsa. Selain itu, pihaknya mendesak kepada Pemerintah Pusat agar pada tanggal 1 Mei, dijadikan sebagai hari libur yang diberlakukan khusus di wilayah bumi cenderawasih ini. Hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi masyarakat di Tanah Papua. Sehingga, sangat wajar bila hari ini dijadikan sebagai hari libur khusus di Papua, ungkapnya. Kegiatan perayaan kembalinya Irian Barat ke NKRI ini, dirayakan secara hikmat, di GOR Cenderawasih, Selasa kemarin. Perayaan dihadiri oleh para Mantan Pejuang, Tokoh Masyarakat, Mahasiswa dan Masyarakat. Serangkaian acara peringatan yang berpusat di Gedung Olah Raga (GOR) Cenderawasih, Jayapura diisi kilas balik sejarah kembalinya NKRI, serta pidato dari penguasa UNTEA DR Djalal Abdoh, Menlu RI Dr. Soebandrio dan Pidato Presiden RI, Soekarno.