JAYAPURA
– Kepala Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Provisi Papua, Djoni Naa
mengatakan institusinya telah melatih sekitar 100 ribu pencari kerja sejak
tahun 1970-an hingga saat ini. Sebagian kecil dari angka tersebut ditengarai
sudah bekerja di berbagai bidang, tak terkecuali perusahaan raksasa PT.
Freeport Indonesia (PTFI). Hal tersebut dikatakan Djoni disela-sela pelatihan
berbasis kompetensi program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
kegiatan pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja, Selasa
(20/10), di Aula BLKI Papua.
BLKI
Papua juga mengklaim telah berhasil mengurangi pegangguran dimana serapan
tenaga kerja empat tahun lalu dari total 120 ribu pencari kerja yang tercatat,
saat ini turun menjadi 85 ribu. Hanya memang bila dikaji, lanjut dia, dari 100
ribu lulusan BLKI baru sekitar 15-20 persen telah berada di dunia kerja.
“Memang kita belum rasakan karena belum terlalu banyak industri-industri yang
ada di Papua. Namun, kalau besok industri sudah masuk maka kita sudah harus
siap dari sisi ketrampilan itu. Apalagi sudah mau hadapi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA)â€. “Namun kita juga diuntungkan ada beberapa kabupaten yang sudah
pemekaran, kemudian dari pemekaran itu muncul investor masuk dengan
perusahannya dan disitulah terserapnya tenaga kerja hasil dari BLKI. Sedangkan
serapan kerja di Freeport, saya pikir sudah banyak yang kita hasilkan dan di
PTFI kemarin kita sudah membentuk alumni PTFI dan BIPI,†tuturnya.
Sementara
menyikapi minimnya industri di Papua, Djoni berharap Presiden Jokowi dapat
memberikan solusi bagi Papua. Sebab dengan dibangunnya industri dapat menciptakan
lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, serta meningkatnya
perekonomian daerah. “Pembangunan indsutri yang paling kita harapkan ada di
Papua. Memang disini belum terasa situasinya seperti di Jawa yang dimana-mana
ada industri. Intinya semakin banyak industri ada di Papua maka penyerapa
tenaga kerja akan meningkat. Karena itu kita harap Presiden bisa menjawab
usulan kami untuk menghadirkan industri di Papua,†tutupnya.