Demokrasi tanpa melibatkan kaum perempuan bukanlah demokrasi yang sejati, tetapi hanya sekedar retorika belaka, hal tesebut disampaikan SEKDA Provinsi Papua D. Asmoruf mewakili Gubernur membuka Pendidikan dan Latihan Peningkatan Partisipasi Perempuan Papua Dalam Bidang Politik Kamis (19/06) di Sasana Krida Dok II Jayapura.
Momentum ini tidak bisa dilepaskan begitu saja, akan tetapi perlu diantisipasi dan dijadikan sebagai titik tolak untuk mendorong dan meningkatkan partisipasi, kaum perempuan terjun ke panggung politik.
Perempuan harus berbicara dan turut menentukan kebijakan politik bangsa. Keterwakilan perempuan di legislatif, eksekutif, yudikatif, harus diupayakan semaksimal mungkin.
Hal ini lebih tergantung kepada perempuan sendiri, dengan cara meningkatkan pengetahuan, penalaran, kreatifitas serta partisipasi politik dalam arti luas.
Sejalan dengan hal tersebut maka perlu dipersiapkan, langkah-langkah konkrit dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia perempuan Papua, untuk dapat mengisi posisi yang strategis dalam posisi pengambilan keputusan untuk memnentukan arah dan tujuan perjalanan bangsa ini.
Dalam upaya pembangunan pemberdayaan perempuan banyak dijumpai berbagai masalah dan tantangan antara lain tekanan-tekanan dari kaum laki-laki yang terbiasa dengan kekuasaannya sehingga ruang gerak dari kaum perempuan semakin tersisih.
Dengan ada kesejajaran antara kaum laki-laki dan perempuan, maka kini saatnya kaum perempuan Papua harus bangkit dan tidak hanya mengurung diri saja, tapi kaum perempuan pun harus terlibat dalam panggung politik, tentu semuanya itu harus pula di dukung oleh masyarakat.