Dinas Pekerjaan Umum mengestimasi kebutuhan pembangunan sarana infrastruktur hingga pendukung untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 mencapai Rp10 triliun.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Papua, Mikael Kambuaya dana sebesar itu akan membiayai pembangunan venues di 5 wilayah adat yang telah ditetapkan sebagai tempat penyelenggaraan beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan.
“Intinya kami dari Dinas PU akan dukung seperti pembangunan jalan masuk ke kawasan venue termasuk penyediaan air bersih,†akunya wartawan di Jayapura, Selasa (8/3) kemarin.
Sementara 5 wilayah adat yang akan dijadikan sebagai tempat perhelatan ajang PON 2020, yakni Kota/Kabupaten Jayapura, Biak Numfor, Merauke, Wamena serta Mimika.
Sementara untuk mendukung akses jalan di Kota Jayapura, Mikael mengatakan pihaknya sedang mengupayakan penyelesaian pembangunan ring road Hamadi – Holtekamp Mikael sehingga bisa mulai difungsikan pada 2017 mendatang.
“Kami terus berupaya supaya bisa segera diresmikan dan dipergunakan oleh masyarakat apalagi akan ada PON 2020. Makanya diharapkan ring road ini bisa selesai di 2017 supaya saat PON nanti akses jalan di Jayapura sudah ok. Hanya kami masih butuh dana kurang lebih Rp.70-80 milliar lagi, harapannya hingga 2017 semua sudah rampung,â€ucap dia..
Sementara menyinggung soal rumah susun yang bakal digunakan oleh para atlet dan peserta PON 2020 di Papua, Kepala Dinas mengatakan hal ini sudah dibahas dan telah masuk dalam program pembangunan sarana infrastruktur di 5 wilayah adat.
“Beberapa waktu lalu di Denpasar saat Pra Kongres PU kami sudah membahasnya dan nanti akan dibahas lagi di Jakarta sekitar dua minggu kedepan. Intinya kami usulkan pembangunan Rusun ini di 5 wilayah adat yang akan diselenggarakan PONâ€.
“Nanti setelah PON, Rusun ini akan diserahkan ke Pemerintah daerah yang bisa digunakan oleh pegawai negeri sipil sebagai hunian,â€kata dia.