Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan
Sekda Papua, Elia Loupatty menuntut wacana kenaikan iuran BPJS mesti dibarengi
dengan peningkatan pelayanan.
Hal itu dikatakan Asisten Elia Loupatty kepada
pers, Jumat (18/3) di Kantor Gubernur Dok II Jayapura.
“Sebenarnya kalau BPJS menaikan iuran harus
diikuti dengan peningkatan pelayanan. Makanya kita ingatkan lagi jangan sampai mutu
pelayanan tidak meningkat tapi iuran bertambah besarâ€.
“Makanya, saya harap perlu ada keadilan guna menghindari
keluhan dari setiap pasien yang datang berobat di rumah sakit maupun klinik,â€
tutur dia.
Asisten juga berharap agar kenaikan iruan BPJS
tak terlalu tinggi dan membebani para pekerja sebab ada potongan lain yang
biasanya diterima, seperti pajak pendapatan sekitar 10 persen.
“Saya rasa memang kalau ada kenaikan sudah
dihitung baik-baik oleh pihak BPJS. Yang penting kenaikan harus berakibat pada
pelayanan yang bermutu tinggi, tidak boleh mengecewakan masyarakat atau peserta
BPJSâ€.
“Kalau bisa kenaikan iuran juga tidak terlalu
tinggi meski sudah ada hitung-hitungannya,†tutur dia.
Sementara BPJS dan Dewan Jaminan Sosial
Nasional (DJSN) dalam satu kesempatan menemukan fakta sekitar 4,2 juta peserta
BPJS Kesehatan tidak membayar iuran. Padahal jutaan peserta ini sebenarnya
sudah menerima layanan kesehatan.
"Umumnya yang mandiri itu daftar kalau sedang
sakit. Yang paling banyak rasio klaimnya memang yang mandiri itu," kata Kepala
Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi di Jakarta beberapa hari lalu.
Ia menilai alasan yang kerap dibuat-buat
adalah tak mampu atau malas membayar.“Itu hal yang umum sering terjadi terhadap
peserta mandiri BPJS Kesehatan. Kasus tertinggi adalah menjelang operasi caesar
untuk melahirkan,†jelas dia.
Kaitannya dengan hal itu, ia berharap masyarakat dapat
sadar membayar tepat waktu dan tidak menunggak.