Badan Pusat Statistik (BPS) Papua menyambut positif niat pemerintah provinsi yang bakal menggunakan jasa lembaga penyelenggara sensus tersebut, guna melakukan pendataan terhadap Orang Asli Papua (OAP).
Kepala BPS Papua JB Priyono menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam program strategis itu, hanya saja konsep mengenai orang asli Papua itu sendiri mesti diperjelas terlebih dahulu agar menghasilkan data yang akurat dan terpercaya.
“Misalnya, jika orang Serui tinggal di Merauke apakah dia disebut sebagai orang Merauke? Kemudian orang Sarmi tinggal di Pegunungan Bintang, apakah tetap disebut sebagai orang Sarmiâ€.
“Lalu, jika ayahnya orang Papua dan ibunya Toraja apakah masuk Papua tidak? Kemudian ibunya Papua lalu bapaknya Toraja apakah ini masuk orang Papua atau tidak? Karena itu, kami pikir konsepnya harus jelas dulu. Sehingga ketika akan diselenggarakan sudah jelas variabel yang akan dipakai,†jelas dia kepada pers, minggu lalu di Jayapura.
Priyono juga mengusulkan agar pendataan OAP diselenggarakan selayaknya program sensus penduduk. Sebab bila tak melalui sensus maka, diyakini hasilnya tak bakal maksimal.
“Contohnya, saja meski telah diketahui banyak orang didalam satu rumah ditinggali oleh suku Bugis, lalu tidak didatangi itu merupakan sebuah kekeliruan. Kalau kita mau tahu persis banyaknya orangn asli Papua maka harus didatangi semua. Itulah gunanya sensus, sehingga hasil yang didapatkan benar-benar akurat,†kata dia.
Sementara mengomentari pelaksanaan Sensus serupa yang dinilai gagal pada 2007 lalu, Priyono mengungkap hasil kesepakatan tingkat provinsi tak dijalankan seluruhnya oleh pemkab.
“Makanya terus terang kami belum belum tahu banyak soal rencana pendataan OAP itu sebab kami sendiri belum menyikapi tindaklanjutnya akan seperti apa. Sebab di 2007 lalu kan pernah dilakukan sensus serupa dimana waktu itu kurang berhasil karena ketika disepakati di provinsi, pemerintah kabupatennya ada yang tidak mau menjalankan, sehingga pelaksanaannya kurang serempak dan tak berhasilâ€.
“Namun perlu diapresiasi program ini hanya kami dari BPS mengingatkan konsepnya harus jelas dulu. Karena banyak orang Papua juga yang tinggal di luar daerah, baik yang studi maupun sudah tinggal menetap. Sehingga kita tidak salah persepsi dengan apa yang dimaksudnya orang asli Papua,†tutup dia.