Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Papua masih menutup rapat nominal bonus bagi atlet yang meraih medali, guna
menghindari jual beli pertandingan pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional
(PON) XIX 2016 di Jawa Barat.
Ketua Harian KONI Papua Klemen Tinal
mengemukakan hal itu kepada pers, Senin (13/6) di Jayapura.
Klemen khawatir bila diumumkan lebih awal,
atlet bisa tergiur dengan tawaran kalah dari provinsi lain bilamana jumlah
rupiah yang ditawarkan KONI Papua lebih kecil dari daerah lain.
“Makanya, KONI Papua belum berani mengumbar
jumlah bonus bagi atletnya yang meraih medali di PON Jawa Barat. Sebab yang
lebih ditakutkan, jika kita umumkan bonus sekarang, atletnya rentan mendapatkan
sogokan.
“Bisa saja atlet atau siapa pun yang berkaitan
diam-diam ada main di belakang. Contohnya kalau kita dengar kemarin ada
provinsi yang berani bayar Rp1 miliar bagi atlet peraih medali emasnya. Lalu
nanti ketemu atlet kami di final sementara tawaran emas dari Papua lebih kecil,
bisa saja ada tawaran untuk minta atlet kita kalah tapi hasilnya dibagi dua.
Yang seperti ini kan sangat berbahaya dan perlu kita antisipasi,†jelas Klemen.
Meski belum mengumumkan, Klemen juga
menjanjkan tetap akan memberikan bonus yang besar bagi atlet peraih medali di
PON Jabar. “Namun memang angka pastinya belum diputuskan. Intinya, bonus ada,
yang pasti lebih besar dari yang diterima sebelumnya,†ujar dia.
Sementara terkait target Papua di PON XIX Jawa
Barat 2016, Klemen menyatakan jika pada PON XVIII Riau, kontingen Papua terpuruk
sampai peringkat 15 dengan hanya merengkuh 9 medali emas, di PON Jabar mesti
lebih baik lagi.
“Capaian Pra PON lalu kita berhasil meraih 50 medali
emas. Karenanya di PON mesti dipertahankan minimal meraih 20 sampai 30 emas dan
harus masuk 10 besarâ€.
"Memang tak mudah tapi kita harus lebih baik dari
sebelumnya. Untuk itu, saya minta dukungan semua pihak. Termasuk pengurus
cabang olahraga agar berkomitmen dan bertanggung jawab atas cabangnya masing-masing
serta berjuang untuk nama daerah," tutupnya.