Wakil Gubernur (Wagub) Papua Klemen Tinal
menilai Pemerintah Pusat dalam kebijakan menurunkan program, belum melihat
kebutuhan Papua secara menyeluruh baik dari segi perumahan, air bersih,
listrik, pendidikan serta kesehatan.
Ia menilai program pembangunan jalan yang
menghubungkan daerah satu dengan lainnya, namun setelah rampung, masyarakat
tetap masih harus menyewa mobil untuk dapat sampai ke daerah lain. “Contoh
jalan =dari Wamena ke Lanny Jaya, masyarakat harus mengeluarkan biaya sebesar
Rp5,5 jutaâ€.
"Sehingga menurut saya untuk apa bikin
jalan kalau rakyat yang sudah susah harus keluarkan biaya yang besar pula? Ini
logika sudah terbalik jika bicara soal Papua. Yang kaya justru mereka yang
punya kendaraan, tidak mungkin ketika pemerintah bangun jalan secara tiba-tiba
masyarakat juga memiliki kendaraan," kata Klemen kepada pers, Senin (13/6)
di Jayapura.
Menurut Wagub, yang mesti dilakukan pemerintah
adalah melakukan hal yang wajar dengan mempertimbangkan jumlah penduduk Papua
sekitar tiga juta jiwa. Sebab jika pusat masih membicarakan pembangunan
infrastruktur, maka hal itu dipandang tak maksimal sebab belum tentu masyarakat
bisa menikmatinya.
“Kenapa pemerintah pusat tidak membangun
kereta atau transportasi trem (kereta gantung), mengingat dari segi pendanaan
lebih murah dan bisa dijangkau oleh masyarakatâ€.
"Menurut saya tidak perlu bikin jalan,
hanya rel saja dan tidak merusak lingkungan. Jika ada kereta Jayapura-Wamena
atau sampai ke ujung mana pun pasti saya kira akan sangat membantu. Masyarakat
bisa naik kereta dengan nilai murah. Ini program menurut saya murah, mudah dan
tak muluk-muluk,†kata dia.
Wagub juga mengomentari lembaga baru bentukan pemerintah
pusat untuk percepatan pembangunan infrastruktur di Papua.
"Mau nama diubah ribuan kali, tapi kalau
niatnya tidak ada sama saja. Papua dari tahun ke tahun tidak pernah berubah,
masih tetap 3/4 Pulau Jawa dan penduduknya tiga juta jiwa. Tapi apa yang
terjadi di Papua dari dulu seperti begini-begini sajaâ€.
“Padahal orang mengataakn selama ini Papua
sudah diberikan anggaran yang banyak, itu salah. Uang bukan merupakan syarat
mutlak mengubah Papua. Faktanya setelah menerima uang triliuan rupiah, tiga
juta penduduk Papua sampai saat ini tidak berubah-ubah juga,†cetusnya.(win)
"Berarti kan ada faktor lain. Jadi yang
terjadi di Papua ini lucu, rakyatnya belum disejahterakan," ucapnya.