Sekda Papua Hery Dosinaen minta belanja barang
dan jasa tak menumpuk di akhir tahun, karena dapat berpengaruh pada penyerapan
anggaran 2016.
“Penyerapan anggaran Pemerintah Provinsi
khususnya belanja barang dan jasa pemerintah 2015, umumnya bertumpuk di akhir
tahun anggaran. Kondisi ini berdampak kepada perlambatan perekonomian Papuaâ€.
“Karena itu, prosedur pengadaan barang dan
jasa tahun ini mesti lebih dipercepat. Supaya penyerapan anggaran lebih baik di
tahun ini,†terang Sekda Hery pada program Kemitraan yang digagas oleh Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dengan melibatkan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) dan
ULP/LPSE, Rabu (22/6) di Jayapura.
Berkaitan dengan program kemitraan, Pemerintah
Provinsi sangat menyadari perlunya transparansi dan akuntabilitas pengadaan
barang serta jasa. Oleh karena itu, di 2014 lalu Pemerintah Provinsi telah
membentuk Unit Layanan Pengadaan guna memproses pelelangan pengadaan barang dan
jasa yang transparan dan berakuntabilitas di lingkungan Pemerintah Provinsi
Papua.
“Kami memperhatikan proses pelelangan melalui
ULP belum selancar yang diharapkan, terutama masalah website yang belum
selancar di Indonesia bagian barat. Oleh karena itu, kami harapkan LKPP dapat
memberi solusi percepatan proses lelang tanpa mengabaikan prinsip-prinsip
pengadaan yang transparan dan terhindar dari kesalahan yang berdampak hukum,â€
ujarnya.
Sekda juga berharap melalui kegiatan ini, ada
pemahaman antara LKPP dengan APIP (Inspektorat), demikian pula SKPD di
lingkungan pemerintah provinsi terhadap pengertian prosedur perencanaan,
pelaksanaan pertanggungjawaban maupun pengawasan pengadaan barang dan jasa.
“Makanya, kita selalu mendorong kemajuan
pengusaha Orang Asli Papua. Apalagi Presiden RI telah mengeluarkan kebijakan
diskresi pengadaan barang dan jasa khusus berlaku di Provinsi Papua dan Papua
Baratâ€.
“Harapannya semua peserta diharapkan memahami pasal
demi pasal dengan baik Perpres 84 Tahun 2012 tersebut,†imbaunya.