Gubernur IPDN Ermaya Suradinata menjanjikan
program afirmasi untuk anak asli Papua akan diberlakukan setiap tahun saat seleksi
perekrutan calon praja.
Hal ini diakui Ermaya saat berkunjung ke
Kantor Gubernur Dok II Jayapura, pekan kemarin, yang sekaligus meninjau
pelaksanaan tes gelombang dua program afirmasi seleksi calon praja IPDN 2016.
“Program afirmasi ini atas persetujuan
Mendagri dan Presiden tiap tahun harus ada dan saya akan ajukan terus ke Menpan
sehingga setiap tahun harus ada,†terang dia.
Meski begitu, Ermana juga menegaskan tak hanya
anak-anak asli Papua yang bakal diperhatikan. Tetapi juga anak-anak pendatang
kelahiran Papua. “Apalagi jika mereka memiliki kualitas untuk membangun di
tanah Papua, saya rasa kita pun harus menghormati itu,†ajak dia.
Ia mengatakan pentingnya untuk memberikan
program afirmasi, agar dapat merekrut sebanyak mungkin anak-anak asli Papua
menjadi calon praja IPDN. Sebab jika menerapkan standar nasional, maka yang
dapat diterima akan sangat sedikit.
Solusinya, lanjut Ermana, harus dibuat standar
nilai khusus Papua. “Kan anak asli pedalaman tidak mengenal ahli komputer
sementara sistem kita online. Lalu pengetahuan pendidikan SMA di pegunungan tidak
seperti di kota besar. Lingkungan pasti berpengaruh sehingga kita harus
sesuaikan dengan budaya Papuaâ€.
“Apalagi saya 20 tahun bertugas disini sejak
1972, saya melihat budaya Papua ini tidak bisa sama dengan di Pulau Jawa,
Sumatera, atau Sulawesi. Sehingga perlu
ada standar khusus dan kita yang harus menyesuaikan serta menghormati budaya
Papua ini,†ucapnya.
Ia menambahkan yang mesti dilakukan saat ini
adalah memberikan kesempatan bagi anak-anak asli Papua untuk masuk sebagai
calon praja IPDN. Sebab, menurut pengamatannya selama ini para anak asli Papua,
telah mampu bersaing dan memenuhi standar nasional saat mengikuti proses
pendidikan.
“Dari dulu saya punya keyakinan anak didik
asal Papua mampu menyamai level standar nasional setelah mengikuti pendidikan.
Sehingga yang perlu kita berikan saat ini adalah memberi mereka kesempatan
duluâ€.
“Sebab saya melihat Papua kedepan yang harus dibangun
bukan saja alam semestanya, tetapi juga manusianya. Sehingga sekali lagi harus
diberi kesempatan,†tutupnya.