Gubernur Papua Lukas Enembe, Rabu (24/8),
menerima sejumlah investor asal negara Cina dan Singapura yang berniat
menanamkan modal membangun infrastruktur, diantaranya pada bidang energi dan
sumber daya minera.
Disela-sela pertemuan, Gubernur menyambut positif
pertemuan itu sebab 2016 telah ditetapkan sebagai tahun investasi. “Sehingga sudah waktunya untuk bekerja
menggarap semua potensi kekayaan Papua. Apalagi Presiden Jokowi sudah meminta saya
untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki Papua,†terang dia.
Dikatakan Gubernur, sebenarnya Pemprov Papua
sudah bertemu sejumlah investor asal China dan telah melakukan penandatangan
nota kesepamahan bersama 11 bupati di Singapura. Pertemuan dengan investor Cina
difasilitasi Menko Maritim Luhut Pandjaitan.
Meski begitu, Enembe mengingatkan semua pihak
di Papua agar berhati-hati dalam menjalin kerja sama dengan pihak investor.
Sehingga tak sampai berujung pada hal-hal yang merugikan.
“Intinya kita mesti cari investor yang punya niatnya
tulus dalam melakukan investasi di Papua. Sebagaimana pesan pak Presiden supaya
bisa memberi keuntungan sebesar-besarnya untuk daerah ini,†kata dia.
Sementara perwakilan Perusahaan China Rainbow
International Corporation Limited James Jung, dalam prasentasenya menyatakan
keinginan untuk membangun pembangkit listrik 200 di Jayapura dan sekitarnya.
“Kami sangat siap dan serius untuk membangun
pembangkit listrik di Papua, apalagi sebelumnya kami sudah bertemu Gubernur
untuk menandatangani MoU kerja sama di Singapuraâ€.
Rencananya bahan bakar untuk pembangkit
listrik yang baka dibangun, dipergunakan dari natural gas atau diesel. Dengan
waktu pemakaian mulai dari 7000 sampai 7500 jam. “Diperkirakan akan
menghasilkan 0.75 miliar kilo wattâ€.
"Sehingga bila menggunakan diesel, maka 1
ton diesel akan menghasilkan 1000 meter kubik energi. Sementara total biaya
yang dibutuhkan untuk membangun pembangit listrik ini adalah $90 juta dollar,".
Dia menambahkan, waktu pengerjaan proyek
pembangunan pembangkit listrik berkisar antara 15 bulan. “Hanya lebih aman 20
bulan,†tutupnya.
Sementara hadir dalam pertemuan, Sekda Papua TEA Hery
Dosinaen, para Asisten, Kepala SKPD bidang ekonomi terkait, serta Bupati Biak
Thomas Ondy.