Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua menyebut
kemungkinan mengusulkan penundaan Pilkada di Kabupaten Sarmi yang hingga saat
ini belum mendapat transfer dana dari pemerintah daerah setempat.
Hal demikian disampaikan Komisioner KPU Papua
Tarwinto, Rabu (31/8) di Jayapura.
“Untuk Sarmi agak krusial karena sampai hari
ini keuangan yang dicairkan sekitar 29 persen dari total NPHD (Naskah
Perjanjian Hibah Daerah). Bahkan Ketua KPU Sarmi sudah mengusulkan penundaan
Pilkada. Sebab pemda sudah berjanji namun belum mencairkan hingga
sekarang,â€jelasnya.
Menurut Tarwinto, saat ini tahapan Pilkada di
11 kabupaten/kota termasuk Sarmi sedang dalam proses verifikasi calon
perseorangan. Selain itu, ada pula pencocokan dan penelitian (Coklit) yang
dilakukan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat kampung.
Sehingga bila tak ada anggaran, KPU Sarmi
terpaksa menghentikan proses yang sementara berjalan sebab tak ada yang
menggaji perangkat panitia tingkat distrik dan kampung.
“Kalau ketersediaan anggaran tidak ada tentu
tahapan tidak bisa berjalan sementara tahapan kan harus terus jalan. Siapa yang
menggaji aparat Panitia Pemungutan Suara di lapangan kalau tidak ada angggaran.
Kan nanti KPU yang dikejar-kejarâ€.
“Padahal Pemda janji terakhir Senin (29/8)
kemarin namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda. Namun pada prinsipnya kita
masih menunggu hanya jika belum ada anggaran juga terpaksa kita mengusulkan
ditunda,â€
Saat ini kondisi KPU Sarmi sedang stagnan (jalan
ditempat,red) karena tak anggaran untuk melaksanakan tahapan Pilkada. Sementara
nilai NPHD yang telah ditandatangani bersama Pemda sekitar Rp34 miliar.