Pada Agustus 2016, Tiongkok tercatat menjadi
negara dengan tujuan ekspor Papua
terbesar dengan nilai terbesar
US$ 87,58 juta. Ditempat berikutnya negara India, Filipina, dan Korea
Selatan, dengan nilai ekspor masing-masing US$78,57 juta, US$38,62 juta, dan
US$37,75 juta.
Hal demikian dikatakan Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Papua, J.B Priyono dalam realease yang diterima Harian Pagi
Papua, kemarin. “BPS juga mencatat komoditi yang diekspor
ke empat negara tersebut berupa konsentrat
tembaga,†kata dia.
Selain itu, BPS Papua juga merilis ekspor ke
Korea Selatan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Oman yang berupa kayu lapis.
Sedangkan ke Papua Nugini berupa barang lemari arsip, meja kerja, aspal
sprayer, cat, perlengkapan komputer, buku pelajaran,pompa air, dan sebagainya.
“Hanya secara kumulatif kalau dihitung, ekspor
Papua ke enam negara utama pada Januari -
Agustus 2016 dibandingkan periode yang
sama pada tahun
2015 mengalami penurunan sebesar
23,53 persen. Sama halnya
dengan ekspor ke negara lainnya yang turun hingga 59,82
persen,†katanya.
Namun jika dilihat dari jenisnya,
ekspor Papua yang terdiri dari barang migas
mencapai US$0,30 ribu sementara barang nonmigas sebesar US$246,77 juta. “Ekspor terbesar
Agustus 2016 pun masih berasal dari
Pelabuhan Amamapare senilai US$
239, 97 juta,â€sambungnya.
Sementara secara umum, tambah dia, nilai
ekspor Papua pada Agustus 2016 mencapai US$246,77 juta atau meningkat 137,09 persen
dibanding ekspor Juli 2016 yang sebesar US$104,08 juta.
Hanya saja, secara kumulatif nilai ekspor Papua pada Januari hingga Agustus 2016 mencapai
US$1.025,55 juta atau menurun 27,10 persen dibanding periode yang
sama tahun 2015 sebesar US$1.406,78 juta.
“Memang peningkatan ekspor terbesar terjadi
pada golongan Non migas lainnya sebesar US$0,06 juta (219,62 persen) diikuti ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) sebesar
US$143,14 juta (147,84 persen)â€.
Sekedar diketahui, ekspor Kayu & Barang dari Kayu
(HS44) mengalami penurunan sebesar US$0,52 juta (7,23 persen). Sedangkan laju
kumulatif ekspor Papua Januari - Agustus 2016 mengalami penurunan
pada ekspor konsentrat tembaga, kayu
lapis, dan non migas lainnya, bila dibandingkan periode yang sama tahun 2015,
dimana masing - masing turun sebesar
US$300,86 juta, US$31,88 juta, dan US$48,49 juta.