Pemerintah Provinsi mengapresiasi masuknya
pahlawan Papua, Frans Kaisiepo dalam mata uang rupiah pecahan sepuluh ribu yang
bakal diterbitkan Bank Indonesia dalam waktu dekat.
Hal ini disampaikan Sekda Papua Hery Dosinaen
usai membuka Papua Banking Expo 2016 di Mall Jayapura, pekan lalu.
Sekda tak ragu memuji inisiatif Bank Indonesia
Perwakilan Papua yang turut memberi andil besar masuknya salah satu pahlawan
Papua kedalam mata uang rupiah.
“Bagi saya ini sangat luar biasa. Ini
merupakan satu peradaban dan paradigma baru dan apa yang dimotori (diperjuangkan)
oleh BI Perwakilan Papua, sehingga tokoh Frans Kaisipo yang merupakan Gubernur pertama
(dulu Irian) patut diberi apresiasi tinggi,†kata Sekda.
“Karena itu, terima kasih kepada BI Perwakilan
Papua yang telah perjuangkan ini dengan hati untuk bisa (pahlawan asal Papua)
diakomodir dan diterima oleh pemerintah masuk dalam pecahan mata uang rupiah,â€
tuturnya.
Sementara menyambut momentum tersebut, Hery
mengimbau seluruh generasi muda Papua untuk dapat memaknainya dengan turut
berperan serta bersama pemerintah daerah untuk bahu membahu dalam pelaksanaan
pembangunan.
“Sebab tanpa keterlibatan generasi muda maka
pembangunan akan sia-sia. Sebab pembangunan dilaksanakan pemerintah bertujuan
untuk mensejahterakan rakyat. Sehingga generasi muda selaku bagian dari
masyarakat diharapkan ikut mensukseskan seluruh program pemerintah daerah,
dengan mengacu pada semangat para pahlawan yang sudah mendahului kita,â€
ajaknya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Papua Joko Supratikto mengatakan dalam uang kertas Negara Kesatuan
Republik Indonesia pecahan sepuluh ribu rupiah bergambar Frans Kasiepo, yang
merupakan salah satu pahlawan nasional Bumi Cenderawasih, segera diluncurkan.
Uang baru bergabar pahlawan Papua ini akan mengganti
pecahan lama yang sebelumnya bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II.
Sementara pahlaawan Frans Kasiepo lahir di
Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1912 dan meninggal di Jayapura, Papua 10 April
1979 diusia 67 tahun.
Ia terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946
yang membahas tentang pembentukan Republik Indonesia Serikat. Sebagai
perwakilan dari Papua, kala itu ia mengusulkan nama Irian bagi nama Papua saat
itu.
Frans Kasiepo kemudian menjabat sebagai Gubernur Papua
antara tahun 1964-1973. Pahlawan kelahiran Biak ini kemudian diabadikan sebagai
nama Bandara Frans Kaisiepo di Biak.