Gubernur Papua Lukas Enembe
menilai komitmen Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dalam pengaplikasian
Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (PPRG), masih rendah. Hal demikian
menyebabkan, pelaksanaan PPRG masih belum optimal sehingga kurang tersedianya
data terpilah gender pada seluruh SKPD.
“Inilah hambatan dan tantangan yang dihadapi
sehingga diperlukan perhatian dari SKPD untuk melakukan pembenahan,†terang
Gubernur Lukas dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Papua
Rosina Upessy pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengarusutamaan Gender (PUG) dan
perencanaan PPRG dengan pendekatan baru bagi SKPD di Papua, Kamis (17/11).
Dikatakan, saat ini upaya mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan, adalah melalui strategi
pengarusutaman gender melalui pembangunan sosial sesuai Inpres 9 2000 dan
Permendagri 67 2011 tentang PUG di daerah.
Sementara untuk mempercepat pelaksanaan PPRG,
sesuai target yang ditetapkan baik di kementerian/lembaga maupun daerah, telah
diterbitkan Surat Edaran bersama empat Menteri pada 2012, yakni Kementerian
Perencanaan Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri
dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Surat Edaran itu, menyoal strategi nasional
percepatan pelaksanaan PUG melalui PPRG yang diintegrasikan kedalam pembangunan
nasional dan daerah mulai dari kebijakan, program, kegiatan, monitoring dan
evaluas.
“Makanya, salah satu wujud pelaksanaan PUG
adalah adanya perencanaan PPRG, dimana dua proses ini saling terkait dan
terintegrasi guna mengatasi kesenjangan akses, partisipasi, kontrol, dan
manfaat dalam pelaksanaan pembangunan antara perempuan dan laki-laki. Kemudian
laki-laki dan anak perempuan serta kelompok yang berkebutuhan khusus,†kata dia.
Dia menambahkan, secara teknis dalam proses
perencanaan dan penganggaran yang responsif gender, disebutkan bahwa para
perencana dan penyusun anggaran SKPD diharapkan melaksanakan analisa gender
dengan melihat dan mendengar permasalahan.
Termasuk menampung kebutuhan dan aspirasi
masyarakat dengan tujuan memberikan manfaat yang adil bagi kesejahteraan
masyarakat.
“Sebab instrumen penting dalam melakukan
analisa adalah pentingnya ketersediaan data terpilah gender serta perlunya
penguatan kapasitas bagi para perencana program dan penyusunan anggaran.
Sehingga visi Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera dapat terwujud,â€
tuntasnya.