Yayasan Kanker Indonesia
(YKI) Cabang Papua mengklaim perempuan di Bumi Cenderawasih semakin berani dan
sadar untuk melakukan pap smear. Pap smear sendiri merupakan pemeriksaan untuk
mengetahui dan menentukan terjadinya perubahan abnormal pada
leher rahim (serviks).
“Dari pengamatan kami kesadaran perempuan
semakin tinggi. Persentasenya sampai Desember 2016 sekitar 80-90 persen
perempuan Bumi Cenderawasih datang melakukan pap smear. Berbeda dengan 2015
lalu yang hanya sekitar 60 persen saja perempuan datang untuk memeriksakan
diri,†terang Ketua YKI Cabang Papua Regina Karma, baru-baru ini.
Dia mengatakan, belum lama di Wamena,
Kabupaten Jayawijaya, sekitar 90 wanita akar rumput (perempuan asli Papua) tiba-tiba
datang memeriksakan diri setelah mengikuti sosialisasi dari YKI. Bahkan 75
persen diantaranya langsung bersedia melakukan pap smear.
“Memang masih ada 25 persen yang takut, tapi
setidaknya ini sudah menunjukan perkembangan yang baik. Karena pap smear ini
sudah tak lagi ditakuti oleh kaum hawa,†terang dia.
Ia berpesan agar dapat terhidar dari kanker
serviks, para wanita mesti memperbanyak pengetahuan dengan mengikuti sejumlah
sosialisasi terkait. Dilain pihak, mengubah pola hidup dan makan yang salah,
serta selalu kebersihan daerah kewanitaan. “Dengan begitu, kita harap kanker
serviks ini bisa terhindar dari para wanita yang ada di Bumi Cenderawasih,â€
tuturnya.
Sebelumnya, YKI Cabang Papua memberikan
pelatihan bagi "survivor" dan tenaga pelaku rawat atau
"caregiver" untuk melakukan perawatan bagi pasien paliatif.
Paliatif yang dimaksudkan adalah pelayanan
kepada pasien yang penyakitnya sudah tidak bereaksi terhadap pengobatan
kuratif, atau tidak dapat disembuhkan secara medis (stadium akhir).
"Tujuan perawatan paliatif adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dalam menghadapi setiap penyakit yang
diderita dan mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan tenang dan
nyaman," kata dia.
Dia berharap, pasien diharapkan tidak merasa
tertekan atas penyakit yang diderita, baik secara fisik (nyeri, mual, muntah)
maupun psikis yang berbasis spiritual.