Perancis dan Amerika Serikat menyatakan kesiapan untuk melakukan pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 4.000-an kampung Provinsi Papua yang
hingga saat ini belum terlistriki.
Kesiapan dua negara
ini telah tertuang dalam penandatangan nota kesepahaman Memorandum of
Undarstanding (MoU), bersama Pemerintah Pusat dan Provinsi Papua, 30 Maret lalu,
di Jakarta.
“Intinya dua negara
ini siap untuk membangun PLTS di Papu dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah Pusat saat ini, yakni untuk meningkatkan kebijakan elektrifikasi di seluruh nusantara, paling
lambat 100 persen di 2020.”
“Dari
Pemerintah Provinsi Papua saya mewakili
Gubernur dalam penandatangan dan pemerintah perancis diwakili Menteri Perindustrian dan Inovasi, kemudian ada juga perwakilan dari Pemerintah
Amerika Serikat dan Pemerintah Pusat,” terang Kepala Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Papua Bangun Manurung di Jayapura, Sabtu akhir pekan lalu.
Menurut Bangun, dua
Negara ini nantinya akan berkoordinasi bersama pihak PLN dan Pemerintah
Provinsi Papua agar tak terjadi tumpang tindih pembangunan PLTS. “Sebab dalam
Dana Alokasi Khusus pihak PLN juga akan mendukung
pembangunan PLTS dan PLTMH.”
“Sehingga fungsi
koordinasi ini untuk mengatur, mana yang dikerjakan pemerintah provinsi, kemudian PLN di lokasi mana, selanjutnya negara Perancis
dan Amerika dibagian mana,”
terangnya.
Sementara menyinggung
soal kapasitas pembangunan PLTS di tiap-tiap kampung, Bangun mengatakan akan
bergantung pada
kondisi di masing-masing daerah, atau disesuaikan dengan kondisi lapangan. “Paling kecil kapasitasnya 15KWP. Nah kalau penduduknya
banyak kapasitasnya bisa ditingkatkan hingga 100 KWP. Intina sesuai kebutuhan
di lapangan lah,” tuturnya.
Dia menambahkan, PLTS
yang dibangun nantinya 100 persen dibiayai oleh dua negara tersebut. Namun
setelah dibangun, masyarakat akan dibebankan tarif berdasarkan penggunaan.
“Tapi sekali lagi
tariff yang dibebankan nantinya dipergunakan untuk pemeliharaan
dan pengelolaan PLTS. Sebab nanti
ada sumber daya manusia yang akan ada atau standby di tempat
untuk pengoperasian PLTS.”
“Sedangkan untuk
mekanisme pembayaran, nanti sebelum pembangunan PLTS aka nada tim yang turun melakukan sosialisasi.
Sehingga saat pengoperasian tak ada lagi
kendala yang menghambat,” pungkasnya.