Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(Balitbangda) Provinsi Papua tengah mendorong pembentukan Dewan Riset Daerah,
untuk mendukung penyelidikan terhadap suatu masalah pembangunan, perekonomian,
sumber daya alam serta hal terkait lainnya secara tersistem, kritis dan ilmiah,
guna mendapatkan fakta baru dan penafsiran yang lebih baik.
“Sekarang yang belum di Papua in ikan Dewan
Riset Daerah. Makanya sekarang kita ingin dorong untuk dibentuk, supaya dewan
ini kedepan bisa hasilkan satu inovasi baru dala mewujudkan peningkatan
kesejahteraan bagi masyarakat asli Papua,” terang Kepala Balitbangda Papua,
Laduani Ladamai, di Jayapura, akhir pekan kemarin.
Dia mengatakan, Dewan Riset Daerah ini
nantinya akan membantu Balitbangda dalam mengidentifikasi sejumlah persoalan
mendasar, serta sejumlah hal yang menjadi permasalahan, mengapa belum dapat
disejahterakannya seluruh masyarakat di tanah ini.
“Padahal Papua memiliki kekayaan yang sangat
besar. Namun belum seluruh dari potensi itu dapat digali untuk memajukan
masyarakat di negeri ini,” ucapnya.
Laduani mengatakan, baru-baru ini pihaknya
telah mengidentifikasi lima persoalan mendasar yang perlu didorong untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertama, masalah pertanahan yang harus dituntaskan
supaya dapat dijadikan sebagai aset bagi masyarakat untuk mensejahterakan
dirinya sendiri dan keluar.
Sementara Kedua, mengelola sumber daya alam
(SDA) dengan baik dan terarah. “Selama ini memang sudah dilakukan tapi
sayangnya dari satu produk atau nilai tambah itu belum kita tangani secara
sungguh-sungguh mulai dari hulu hingga ke hilirnya. Sehingga suatu produk yang
dihasilkan kurang memiliki nilai tambah yang tinggi,” sebutnya.
Selanjutnya yang ketiga, kata dia, menyangkut
persoalan konektivitas atau transportasi. “Sebab apa pun yang kita produksi, amat
disayangkan apabila tidak bisa diangkut atau dipasarkan ke luar daerah,”
sambung dia.
Sedangkan keempat adalah faktor infrastruktur,
dimana yang utama dan terpenting adalah memiliki jaringa listrik atau energi. “Karena
listrik mempunyai potensi dan peluang untuk menghasilkan pendapata. Nah inilah yang
kita lagi upayakan untuk bisa diwujudkan karena investasi tak dapat berjalan
maksimal bila tak ada energi,” sambung dia.
Sementara yang terakhir, tambah dia, mengenai
aturan atau regulasi. “Apa pun yang kita buat kalau tidak punya satu regulasi
yang kuat untuk mendukung, maka semuanya sia-sia. Makanya kita coba dorong untuk
ada regulasi, karena aturan ini mengatur sampai ke hal-hal yang bersifat teknis”.
“Tak lupa kita juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah
Papua Barat supaya persoalan Papua bisa kita atas bersama. Sebab di Papua Barat
memiliki banyak tenaga ahli, salah satunya di bidang pertanian, sehingga harapannya
kedepan Papua lebih maju dan sejahtera,” tutupnya.