Pemerintah Pusat saat ini tengah bernegoisasi
untuk memiliki 51 persen saham di perusahaan tambang emas raksasa PT. Freeport
Indonesia.
Keinginan itu disambut positif oleh Gubernur
Papua Lukas Enembe, saat mengunjungi Biak Numfor, Kamis (18/5).
Meski begitu, Lukas mengingatkan pemerintah
pusat agar tak lupa terhadap hak yang mesti diterima masyarakat Papua. Pihaknya
berharap masyarakat Papua turut mendapat bagian dari 51 persen saham yang
sementara diupayakan pemerintah pusat tersebut.
“Pusat ingin dapat 51 persen saham Freeport,
ok. Tapi saya ingatkan orang Papua harus punya bagian juga didalam 51 persen
itu. Ini harus kita sepakati,” terang
dia.
Menurut dia, seluruh potensi kekayaan alam
yang ada di wilayah Bumi Cenderawasih harus sebesar-besarnya dikelola dan
dipergunakan untuk memakmurkan masyarakat setempat. Oleh karenanya, pemerintah
provinsi masih terus mendorong Freeport untuk bagaimana membangun smelter di
Papua.
Dengan begitu, Freeport tak lagi mengangkut
hasil bumi untuk diolah di luar Papua. “Tetapi dengan dibangun smelter di
Papua, maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja serta dampak positif tumbuhnya
industri yang berujung pada tumbuhnya ekonomi daerah. Makanya smelter ini yang
kita terus suarakan minta di bangun di Papua sejak 2013,” ucapnya.
Enembe pada kesempatan itu merasa gusar sebab
Provinsi Papua yang memilki potensi dan kekayaan alam melimpah, namun
masyarakatnya masih miskin di tanahnya sendiri. Papua bahkan terkesan
tertinggal dari sejumlah provinsi yang justru tak memiliki sumber daya alam.
“Bayangkan provinsi yang tidak punya apa – apa
saja mereka bisa bangkit. Tetapi kami yang punya kekayaan alam yang luar biasa
tidak maju-maju. Makanya, saya ingin sampaikan bahwa jika kita ingin membangun
Papua harus dengan hati karena persoalannya berbeda”.
“Karena itu, diharapkan semua pihak di Papua dapat
bersatu sehingga dapat mengejar ketertinggalan dari provinsi lainnya di
Indonesia,” tuntasnya.