Penegasan ini disampaikan Kepala Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Papua, Djuli Mambaya kepada harian ini, via
telepon selulernya, Jumat (19/5).
Menurut Djuli permintaan yang disampaikan pada
rapat fasilitasi pemanfaatan dana tambahan Otsus Infrastruktur di Papua dan
Papua Barat 2017 tersebut, bertujuan agar terjadi koordinasi dan sinkronisasi
program antara pusat dan pemda setempat.
“Sebab yang lebih mengetahui kondisi jalan
sebenarnya adalah Pemprov Papua serta pemerintah kabupaten dan kota”.
“Karenanya saya imbau supaya pusat turun ke
lapangan sehingga kedepan jangan lagi dibuat konsep pembangunan yang
sembarangan. Karena disinilah perlunya sinergitas antara semua pihak terkait
supaya kita semua dapat fokus membangun, demi kesejahteraan rakyat,” terang
dia.
Dia mengatakan, Pemerintah Provinsi Papua
dalam konsep selama kurun waktu empat tahun terakhir lebih mengedepankan
pembangunan pada sektor sarana infrastruktur di lima wilayah adat, yakni Mamta,
Saireri, Animha, Meepago dan Lapago.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar hal
ini dapat disinergikan dengan program dari pusat, supaya nantinya tak ditemui
tumpang tindih kegiatan yang justru dapat merugikan masyarakat.
Sementara Direktur Daerah Tertinggal
Transmigrasi dan Pedesaan – Bappenas Sumedi Andono Mulya menyambut positif
usulan tersebut.
Ia pun mengharapkan program kerja dan
pembangunan yang dikerjakan oleh pemda kedepan, dapat benar-benar mendukung pembukaan
isolasi wilayah di negeri ini.
“Sebab jangan sampai antara prioritas pembangunan
untuk sosial ekonomi tidak nyambung dengan infrastruktur. Sehingga dari
pertemuan ini sejumlah usulan akan ditampung untuk dibahas secara bersama-sama
dan segera diputuskan,” ujar dia.