Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bapenda)
Provinsi Papua menyebut sebagian besar kontraktor di Bumi Cenderawasih
menunggak pajak alat berat. Tak sedikit dari mereka pun ditengarai
menyembunyikan alat beratnya di daerah perbatasan dan perkebunan kelapa sawit
Skouw.
“Sesuai data di lapangan banyak yang belum
melunasi kewajibannya. Padahal mereka terlihat aktif melaksanakan pekerjaan
infrastruktur,” keluh Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Gerzon Jitmau di
Jayapura, kemarin.
Oleh karenanya, lanjut dia, untuk
memaksimalkan potensi penerimaan tersebut, pihaknya telah membentuk tim pembina
samsat yang terdiri dari pihak kepolisian dan kejaksaan. Dengan tugas utama,
menelusuri pemilik alat berat yang tidak membayar pajak.
“Tentunya tim ini nantinya bakal diketuai oleh
Sekda Papua. Tapi nanti berkantor di Satuan Lantas Polda Papua, yang diharapkan
nantinya mampu mendata kontraktor yang tidak membayar pajak”.
“Sebab hal ini merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan pendapatan daerah. Sehingga pajak alat berat pun harus
ditingkatkan dengan cara kita turun langsung ke lapangan dengan melakukan
pendataan,” katanya.
Pada kesempatan itu, dirinya mengancam bakal menahan
izin usaha setiap kontraktor yang tidak membayar pajak alat berat.
“Intinya untuk kontraktor yang tidak membayar
pajak alat berat kita akan tahan izin usahanya. Apalagi untuk kontraktor yang bergerak
di sektor pertambangan, pembangunan infrastruktur jalan dan kelapa sawit”.
“Tentunya izin itu kita tahan sampai yang bersangkutan
membayar dan melunasi kewajibannya. Karena itu, saya imbau bagi kontraktor yang
mempunyai alat berat supaya segera membayar, sebelum kami ambil tindakan. Sebab
jangan hanya mengeruk potensi alam di Papua saja, namun tak mampu memenuhi
kewajibannya,” jelasnya.