Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Provinsi Papua memastikan realisasi fisik untuk pekerjaan lanjutan pembangunan
Ring Road (jalan lingkar) 2017, sudah mencapai 30 persen.
Ia optimis pekerjaan senilai Rp 87 miliar ini
akan rampung hingga Desember mendatang, sebab pihak ketiga telah diperintahkan
untuk bekerja non stop 24 jam, guna mengejar target penyelesaian hingga akhir
tahun ini.
“Untuk Ring Road ini saya pastikan siang
hingga malam dikerjakan dengan memberlakukan sift. Pekerjaan itu juga selalu
diawasi oleh konsultan maupun Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan (PPTK) yang
selalu hadir memantau di lokasi,” terang Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Papua Djuli Mambaya di Jayapura, Sabtu akhir pekan kemarin.
Pihaknya pun sudah meminta pihak ketiga untuk
mengambil uang muka dalam proses pengerjaan itu. Sebab dirinya ingin agar daya
serap di instansinya, berjalan sebagaimana mestinya sesuai arahan Gubernur
Papua.
“Memang biasanya kontraktor tidak ambil uang
muka. Kali ini saya katakan wajib sebab kita juga selain kejar pekerjaan fisik,
masalah serapan anggaran turut jadi perhatian kita. Makanya untuk kedepan semua
pihak ketiga kita imbau wajib ambil uang muka sebelum pekerjaan dilaksanakan,”
ucapnya.
Djuli menambahkan, setelah pekerjaan tahun ini
rampung, pembangunan Ring Road tinggal menyisahkan 300 meter. Dipastikan
pengerjaan sisa 300 meter ini bakal dirampungkan pada 2018 mendatang melalui
APBD Induk Pronvinsi Papua.
“Sebab Kementerian Pekerjaan Umum sudah tidak
lagi membiayai pekerjaan pembangunan Ring Road sejak 2016 lalu. Memang kita
kecewa namun tanggung jawab itu kami ambil alih dan bisa kami pastikan 2018,
proyek Ring Road ini akan rampung,” kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Papua
menyampaikan kekecewaan atas pembatalan anggaran pembangunan jalan Ring Road
senilai Rp60 miliar oleh kementerian terkait di Jakarta.
Meski demikian, Dinas Pekerjaan Umum Papua
pada tahun ini sudah menganggarkan Rp87 miliar, namun diperkirakan pelaksanaan
pekerjaannya baru akan rampung di 2018 mendatang.
“Soal alasan ditarik, mungkin bisa ditanyakan kepada
kementerian. Yang pasti untuk pembangunan infrastruktur pada 2017 ada beberapa
yang tidak tuntas, khusus untuk yang kami sharing dengan dana pusat. Harapannya
diselesaikan pada 2018 mendatang,” pungkas Djuli.