Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua menyayangkan
pernyataan Ketua DPR Yunus Wonda, yang seolah-olah menilai lembaga penyeleggara
Pilgub 2018 tersebut, bekerja dengan berorientasi pada uang.
Ketua KPU Papua Adam Arisoi dalam
keterangannya kepada pers, Selasa (10/10) kemarin, di Jayapura, meminta Yunus Wonda untuk segera
mengklarifikasi pernyataannya itu.
“Beliau (Yunus Wonda,red) harus sadar apalagi
beliau anak gunung yang pastinya memahami (tingkat kemahalan dan akses
transportasi lebih banyak menggunakan jalur udara). Sebab yang pasti Pilkada
Gubernur 2018 berbeda dengan 2014. Dimana saat ini ada terjadi banyak sekali
pemekaran kampung maupun distrik,” terang dia.
Adam mengatakan, KPU tak bersikap arogan
dengan bertahan pada argumen pelaksanaan Pilgub 20118, jatuh di angka Rp1,031
triliun. Sebab meski sudah menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)
senilai Rp850 miliar dengan Pemprov Papua, KPU berkenan kembali mengajukan
anggaran tambahan bila teradapat kekurangan.
Hal demikian semata-mata agar pelaksanaan
Pilgub Papua bisa berjalan dengan baik serta sesuai masyarakat.
“Kita
harap Ketua DPR Papua bisa pahami itu. Bahwa kami laksanakan tahapan, suka atau
tidak pemerintah harus siapkan uang. Ini tahapan nasional. Bagaimana KPU mau
jalan kalau tidak ada uang? Sekali lagi kami minta jangan dipandang bahwa KPU
itu bekerja sema-mata atau berorientasi kepada uang. Itu yang kami minta segera
Ketua DPR Papua hilangkan,” keluhnya.
Ia pun melanjutkan untuk tahun ini, KPU Papua
hanya dijatahi Rp100 miliar untuk melaksanakan tahapan dalam tiga bulan
berjalan ini. Anggaran sebesar itu pun dinilai kecil sebab untuk pelaksanaan
tahapan di Kabupaten Yahukimo saja, diperkirakan menghabiskan Rp18 miliar.
“Itu belum kabupaten yang lain. Ini belum
untuk pembentukan badan ad hoc (PPD dan PPS) untuk memverifikasi calon
perseorangan. Dana ini, kami nilai tidak cukup namun tetap kita melakukan
pengurangan di pos yang lain supaya biaya itu cukup,” ketus dia.
Dia menambahkan, sampai dengan saat ini KPU Papua
belum melakukan sosialisasi kepada pemilih pemula karena keterbatasan anggaran.
Untuk melakukan siaran pers menyampaikan tahapan secara terbuka di media massa
saja sampai saat ini belum dapat dilaksanakan dikarenakan hal yang sama.
“Karena itu, saya harap persoalan di KPU jangan
di komentari tapi didukung. Beliau (Yunus Wonda,red) harus paham bahwa Papua
ini luas,” sebutnya.
Sebelumnya, Ketua DPR Papua Yunus Wonda minta KPU
Papua agar menerima anggaran yang disediakan Pemprov untuk pelaksanaan Pilgub
2018 senilai Rp850 miliar. KPU diminta tak bertahan nilai yang diusulkan
Rp1,031 triliun sebab dikuatirkan menjadi preseden buruk bagi instansi itu,
bahwa mereka bekerja dengan orientasi uang.