Gubernur Papua Lukas Enembe menilai kericuhan
yang terjadi di Departemen Dalam Negeri (Depdagri), dinilai sangat
mempermalukan seluruh masyarakat Bumi Cenderawasih.
Sebab bagaimana mungkin, Depdagri yang
diibaratkan sebagai honai pemerintah, dihancurkan oleh kelompok maupun oknum
yang tak bertanggung jawab.
“Bayangkan, (akibat perbuatan) orang-orang
tidak bertanggung jawab ini, orang Papua (secara keseluruhan) bisa ditertawakan”.
“Makanya hal ini tidak boleh (terjadi lagi).
Sebab kalian sudah bikin malu negara ini. Ini tidak boleh (terjadi lagi),” seru
Gubernur Lukas di Jayapura, Senin (16/10) kemarin.
Sementara akibat keributan itu juga, lanjut
Lukas, seorang stafnya yang diutus untuk mengurus sejumlah dokumen maupun
berkas dalam urusan pemerintahan terkena imbas.
“Sudah (staf saya) tidak bisa masuk ke
Depdagri, pun kena ancam. Apa kalian sengaja lakukan itu, saya tidak mengerti
(keributan itu bisa terjadi),” keluhnya.
Karenanya, ia berharap dengan kejadian itu, masyarakat
Papua secara keseluruhan bisa belajar berdemokrasi secara lebih baik lagi di
masa mendatang. “Masyarakat Papua harus kembali bisa menunjukan yang terbaik
bagi bangsa ini”.
“Wajib mengembalikan kepercayaan pemerintah
pusat terhadap seluruh masyarakat Papua yang kini sudah hilang. Sehingga
kedepan, masyarakat Papua bisa kembali diterima saat berunjuk rasa di
kantor-kantor kementerian di Jakarta,” harapnya.
Sebelumnya, pada Rabu (11/10), sekelompok
pendukung Calon Bupati Tolikara John Tabo dan Barnabas Weya, menyerang kantor
Kemendagri. Seorang petugas keamanan setempat, mesti dilarikan ke rumah sakit
akibat mengalami cidera.
Sejumlah kaca mobil dan bus dilaporkan rusak,
berikut salah satu kamera media massa.
Sekda Papua Hery Dosinaen menyayangkan hal itu. Ia
berharap kejadian serupa tak terulang dan seluruh masyarakat di Tolikara dapat
bersatu kembali membangun kabupaten, lima tahun kedepa menuju ke arah yang
lebih baik lagi