Gubernur Papua Lukas Enembe menepis anggaran
sejumlah pihak yang menilai dirinya tak loyal terhadap negara. Dia pun menyebut
hal itu sebagai sebuah pemikiran yang konyol, sebab sejak dahulu “merah putih”
sudah menjadi bagian dari hidupnya.
“Kita ini merah putih. Siapa yang bilang kita
tidak merah putih? Kita ini sejak awal sudah merah putih, apalagi bahasa
Indonesia yang paling bagus berasalah dari provinsi kami diantara semua republik
ini,” terang Lukas di Jayapura, Senin (16/10).
Menurut Lukas, sebelum terjun ke dunia
politik, dirinya sudah “merah putih” bahkan jauh sejak masih meniti karir
sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Oleh karena itu, ia merasa heran dengan
dugaan berbagai pihak itu.
Oleh karenanya, ia berharap anggapan itu dapat
dihilangkan, sebab Papua secara keseluruhan sudah merah putih.
“Coba saja ke kampung-kampung di pulau Jawa,
apakah kita bisa mendengar orang akan bicara fasih berbahasa Indonesia? Itu
hanya bisa ditemukan di Papua dan hal demikian menandakan Papua adalah merah
putih secara keseluruhan,” ucapnya.
Lukas pada kesempatan itu mengharapkan semua
pihak di Papua agar bersatu dan tak memusingkan hal-hal yang berpotensi
menimbulkan konflik. Seperti pemilihan kursi Majelis Rakyat Papua (MRP) yang
sempat menuai pro dan kontra.
Lukas juga mengimbau bupati untuk tak “rakus”
dengan jabatan yang dapat memicu konflik diantara masyarakat. Lebih khusus soal
klaim-mengklaim partai jelang Pilkada Bupati di wilayahnya.
“Saya harap jangan sampai ada yang ribut-ribut
soal partai. Lebih bagus atur baik-baik, jangan klaim ini saya samapi-sampai
borong 30 kursi (partai) kasih habis. Akibatnya perang terjadi karena kerakusan
bupati”.
“Sebenarnya semua bisa di atur. Tapi kalau kepala daerah
sudah rakus itu akan mengakibatkan masalah, karena mau di rampas semua. Ini
yang tidak boleh,” imbaunya.