Gubernur Papua Lukas Enembe merasa prihatin
masih ada sejumlah kepada kampung di Papua yang belum dilantik, sehingga
pelayanan pembangunan maupun perekonomian, tak berjalan sebagaimana mestinya.
Hal itu disampaikan Lukas dalam rilis yang
diterima harian ini, Kamis kemarin, di Jayapura.
Pernyataan orang nomor satu di Papua ini,
mengkritisi belum dilantiknya kepala kampung yang di Distrik Yani Ruma yang
mendiami Suku Korowai. Alhasil, hingga saat ini penduduk setempat tak bisa
mengakses dana Prospek, dana desa maupun program pemberdayaan lainnya.
Menyikapi hal itu, Lukas menyebut akan segera
mengumpulkan 5 Bupati yang berada di sekitar Distrik Yani Ruma untuk membahas
keberadaan Suku Korowai, sehingga struktur pemerintahannya pun jelas.
Sebab, keberadaan Suku Korowai wajib dan patut
diberdayakan selayaknya masyarakat Papua yang mendiami wilayah di seluruh tanah
ini. “Sehingga saya merasa perlu untuk secepatnya aparat kampungnya dilantik,
supaya pelayanan pendidikan, kesehatan, pembangunan ekonomi rakyat maupun
infrastruktur, bisa dirasakan dengan maksimal oleh masyarakat setempat,”
pungkasnya.
Sekedar diketahui, kelima kepala daerah yang
akan dipanggil Gubernur, yakni, Bupati Boven Digoel, Bupati Yahukimo, Bupati
Pegunungan Bintang, Bupati Asmat dan Bupati Mappi.
Kelima Bupati ini, ditengarai belum maksimal
melakukan pemberdayaan kepada masyarakat, Korowai. Hal itu diakibatkan, wilayah
Korowai yang berada dekat dengan lima kabupaten.
Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe juga
memberi instruksi untuk membangun rumah layak huni bagi masyarakat suku
Korowai.
Pembangunan rumah layak huni tersebut,
diharapkan dapat membantu masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarganya, kesehatan, pendidikan serta taraf hidup yang lebih baik dibanding
sebelumnya.
"Saya sudah perintahkan Dinas Perumahan
untuk mendata sekaligus merancang untuk bagaimana membangun rumah layak huni
bagi masyarakat Korowai”.
“Hal ini penting, supaya mereka bisa meningkatkan
taraf hidup mereka di masa mendatang,” terang Gubernur Papua Lukas Enembe.