Pemerintah Provinsi Papua pada tahun ini, akan
menggelar pelatihan khusus bagi calon praja IPDN yang hendak mengikuti tes
online di 2018 mendatang.
Menurut Asisten Bidang Umum Sekda Papua Elysa
Auri, pelatihan ini bertujuan meminimalkan tingginya angka kegagalan putra dan
putri Papua, saat mengikuti tes online masuk kampus IPDN sebagaimana terjadi
pada beberapa tahun terakhir.
“Ada orang tua yang datang menyaksikan anaknya
sendiri mengikuti tes, namun hasilnya membuat mereka harus mengeluarkan air
mata karena gagal. Dua tahun ini, saya pantau betul dan melihat bagaimana
proses tes yang membuat anak-anak kita banyak gagal”.
“Makanya melihat kondisi ini saya ambil
keputusan, untuk supaya tahun ini bikin pelatihan kepada anak-anak yang bakal
mengikuti tes IPDN di 2018. Melalui pelatihan ini kita harap lebih banyak lagi
yang bisa lulus dalam tes secara nasional,” terang dia, di Jayapura, Rabu
(1/11) kemarin.
Ia pun mengimbau agar pemerintah kabupaten dan
kota, dapat menetapkan sedikitnya 10 siswa berprestasi yang nantinya
dipersiapkan mengikuti program pelatihan.
“Kita mulai persiapkan sejak sekarang karena
batasnya sampai dengan Maret 2018. Saya yakin dengan pelatihan ini, akan lebih
banyak anak Papua yang lulus disamping upaya afirmasi yang Pemprov terus lakukan
di tingkat pusat,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Asisten memastikan dalam
proses perekrutan calon praja IPDN, murni dilakukan secara online sementara
hasilnya dapat dipantau secara transparan. Pihaknya juga membatah tudingan
semua pihak yang menyebut, ada campur tangan pejabat tertentu dalam penerimaan
IPDN.
Senada disampaikan, Kepala Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Provinsi Papua Nicolaus Wenda. Ia memastikan tak ada intervensi
pejabat dalam perekrutan calon praja IPDN.
“Yang pasti seluruh prosesnya, dilakukan
secara independen, transparan, adil dan sesuai prosedur perundang-undangan yang
berlaku”.
“Makanya, saya pastikan perekrutan IPDN bersih
dari intervensi pejabat. Jika mungkin sebelumnya seperti itu, tetapi kita jamin
di era kepemimpinan bapak Gubernur Lukas Enembe tidak ada intervensi seperti
itu”.
“Justru sebaliknya, kita berupaya memberi pemerataan
penerimaan. Sehingga semua pihak lebih khusus orang asli Papua bisa
diakomodir,” tandasnya.