Pemerintah Provinsi Papua mengakui
permasalahan dalam penanganan kesehatan di bumi cenderawasih, bukan saja
terkendala pada masalah jumlah penduduk atau penyakit.
Melainkan letak geografis yang sulit untuk
dijangkau,sehingga membatasi akses untuk melakukan penanganan kesehatan.
Oleh karenanya, Asisten Bidang Perekonomian
dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua, Elia Loupatty mengatakan, pemerintah
provinsi baru-baru ini melakukan terobosan dengan membentuk tim layanan
kesehatan terbang yang tugasnya melakukan kunjungan ke sejumlah daerah
pedalaman, guna membuka rumah sakit darurat.
Rumah sakit itu pun dilengkapi dengan
peralatan medis dan operasi yang menetap selama 2-3 bulan.
“Makanya, saya berharap kepada PT. MADEP yang
berkerjasama dengan GIZ, untuk dapat memberikan suatu temu manfaat dan menjadi
kepanjangan tangan kami rakyat Papua agar permasalahan jaminan kesehatan
khususnya di wilayah Papua dapat terselesaikan dengan baik”.
"Kami harap kedepan pelaksanaan program
jaminan kesehatan bagi masyarakat Papua berjalan jauh lebih baik," terang
Elia pada Round Table Discussion, kajian integrasi Jamkesdan ke JKN, Rabu
(22/11), di Jayapura.
Menurut dia, jaminan kesehatan di Papua harus
dijalankan dengan merata, sebab belum semua masyarakat mendapat pelayanan yang
baik.
Dimana pada 2015 lalu, Papua telah melakukan
pendataan keluarga untuk jaminan pemeliharaan kesehatan daerah yang
berkerjasama dengan Dinas Sosial kependudukan dan Pencatatan Sipil dan beberapa
instansi agar data yang didapat valid.
Sedangkan terkait dengan pemberian pengobatan
gratis, lanjutnya, Menteri Kesehatan telah memberi pengarahan dalam rapat kerja
yang diikuti kepala dinas di Papua. Melalui kegiatan ini dia berharap terjadi pemberian
layanan terhadap masyarakat Papua, yang berlaku tanpa terkecuali bagi seluruh
penduduk yang ada di negeri ini.
“Supaya semua lapisan masyarakat bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan amanat UU,” pungkasnya.