Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam
Himpunan Mahasiswa Pelajar Mamberamo Tengah (HMPMT) Study Jayapura, berunjuk
rasa di Kantor Gubernur Dok II Jayapura, Selasa (28/11) siang, menuntut hak
mereka dibayarkan.
Ketua HMPMT, Meki Pugumis dalam orasinya
meminta Gubernur Papua Lukas Enembe untuk mendesak Pemerintah Kabupaten
Mamberamo Tengah (Mamteng) untuk segera mencairkan dana studi akhir 2017.
Pihaknya pun mendesak Gubernur Lukas untuk memerintahkan
tim audit anggaran KPK, agar memeriksa Bupati Mamberamo Tengah, Ricky Ham
Pagawak terkait dana pendidikan tahun anggaran 2013-2017, karena terendus
indikasi dugaan korupsi.
“Harus juga Gubernur Papua membentuk tim
investigasi guna untuk mengungkap siapa aktor dibalik pembunuhan Kepala Kampung
Wanelok pada 17 November 2017, di Distrik Kobakma Kabupaten Mamberamo Tengah”.
"Kami juga menyatakan meminta pemerintah
Kabupaten Mamberamo Tengah dan DPRD-nya segera membahas dan menetapkan sejumlah
Perda dalam sidang non APBD,” terang dia.
Sementara, unjuk rasa tersebut nyaris ricuh, setelah
ratusan massa pendukung Bupati Mamberamo Raya hendak menerobos masuk dan
menghardik para pelajar yang berunjuk rasa itu.
Untungnya, upaya ini dihalau aparat keamanan
yang berjaga-jaga di depan pintu gerbang kantor Gubernur.
Puas berorasi, massa HMPMT pun akhirnya
membubarkan diri dengan pengawalan aparat menuju ke tempat masing-masing.
Sementara Bupati Mamberamo Tengah, Ricky Ham
Pagawak dalam sambungan telepon menyebut dana beasiswa sudah disalurkan sejak
2013 lalu sesuai peruntukan. Ia pun membantah tudingan mahasiswa yang
menyebutkan ada indikasi korupsi dana pendidikan di era kepemimpinannya.
“Sejak 2013 dana pendidikan selalu disalurkan
bagi mahasiswa yang berada di sejumlah kota study,” kata dia.
Sementara untuk kota study Jayapura, lanjut dia, pada
tahun ini, memang dia memastikan tak akan menyalurkan dana beasiswa dimaksud.
Sikap dari pelajar yang tidak menghargai Pemerintah Mamberamo Raya, menjadi
alasan dibalik sikap tegas itu.