Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mengklaim
banyak perubahan yang terjadi di Papua namun belum seluruhnya disadari serta
diakui oleh berbagai pihak. Tak ayal, banyak pihak pun bahkan mencibir serta
tak pernah bersyukur atas kerja keras yang dilakukan oleh pemerintah dalam
membangun Papua.
Hal demikian disampaikan Wagub Klemen pada
peringatan Hari Bhakti Pekerjaan Umum di Jayapura, beberapa hari lalu.
Dia katakan, masalah lain yang muncul saat ini
adalah banyak pihak sangat berkeinginan agar setiap proses pembangunan oleh
pemerintah, wajib instan atau langsung jadi. Padahal di republik ini, tak ada
yang instan, apalagi dalam lingkungan pemerintahan.
“Sebab pemerintah ini sebenarnya hanya
fasilitator, sementara yang harus mandiri itu masyarakat. Sangat disayangkan
jika jangan masyarakat masih seperti jaman dulu yang mau disuapi saja,”
tuturnya.
Dia mencontohkan fasilitator yang diberikan
pemerintah, diantaranya dengan membangun fasiltas umum serta insfrastruktur terkait,
supaya masyarakat bisa cepat mandiri. Termasuk memenuhi kebutuhan umum mereka, baik
perumahan, listrik, air bersih bahkan pemenuhan pelayanan kesehatan,” terang
dia.
“Yang jelas parameternya harus diukur saat dulu
dengan sekarang. Kalau dulu harus diakui kita begitu susah, sewaktu hanya
sembilan kabupaten”.
“Bahkan dahulu bupati tidak ada orang Papua. Sekarang
semuanya orang Papua, ini fakta dan berarti ada perubahan. Sekali lagi ini fakta
sehingga kita jangan munafik. Ini artinya, perubahan itu ada hanya memang butuh
proses,” terang dia.
Pada kesempatan itu, Wagub menilai positif
kritikan maupun sorotan tajam yang diarahkan kepada pemerintah provinsi.
Kendati dia pun mengajak para pihak itu untuk ikut serta dalam proses
pembangunan.
Termasuk mendukung pembangunan maupun program
pemerintah pusat, yang meminta pemerintah provinsi memacu pembangunan, agar
mampu melewati Malaysia dan Singapura, dalam berbagai bidang, baik
infrastruktur, ekonomi, sosial kemasyarakatan dan lainnya.
“Artinya mendukung kompetisi dalam proses
pembangunan,” ajak dia.