Pemerintah Provinsi Papua menyoroti oknum
aparat keamanan di bumi cenderawasih yang justru diduga mendalangi penjualan
minuman keras (miras), meski sudah ada aturan perundang-undangan yang melarang
peredaran maupun penjualan barang haram itu.
Menurut Gubernur Papua Lukas Enembe, baik
kepala daerah maupun aparat TNI/Polri, beberapa waktu lalu sudah sepakat
menandatangani pakta integritas pelarangan penjualan dan peredaran miras.
Hanya saja dia menilai, ada pihak yang sengaja
bermain-main dengan kebijakan itu. Apalagi baru-baru ini, ada pesawat Hercules
milik TNI AU yang kedapatan membawa masuk miras jenis vodka dalam jumlah yang
banyak ke Kabupaten Jayawijaya.
“Mereka sepertinya tidak sepakat dengan
regulasi yang ditetapkan untuk pelarangan miras. Padahal kami sudah bicara
dimana-mana, tetapi masih saja ada yang jual miras. Ini sebenarnya yang main
(menjual miras) TNI, Polri atau pengusaha,” ucap Lukas di Mulia, Kabupaten
Puncak Jaya, Kamis (7/12).
Lukas pada kesempatan itu minta, agar miras tak
sampai masuk di Kabupaten Puncak Jaya. Bupati dan wakil bupati terpilih diminta
memperketat pengamanan pada sejumlah pintu masuk seperti bandara, hingga ke
distrik maupun kampung-kampung.
“Saya minta bupati dan wakil bupati serta
forkompin maupun seluruh komponen masyarakat, untuk mendukung pemberantasan dan
pelarangan miras. Ini tujuannya dalam rangka memproteksi masyarakat Puncak
Jaya,” ucapnya.
Ia juga mengimbau aparat keamanan yang
bertugas di Puncak Jaya agar tak mencari uang dengan menjual miras yang berpotensi
membunuh orang asli Papua.
“Cari uang bukan dengan menjual miras
tempatnya bukan di Papua. Karena itu, saya minta pak Dandim Puncak Jaya tolong
bantu awasi jika ada anggotanya yang menjual miras, tidak usah (ditugaskan)
disini. Untuk apa bertugas dan berkantor di Puncak Jaya tapi jual miras. Tak
boleh disini”.
“Tuhan itu luar biasa pernah jatuhkan pesawat
polisi karena bawa miras. Masih ingatkan kejadian kecelakaan pesawat milik
Polri di Gunung Kembu. Itu bawa miras juga. Jadi ini tidak boleh terjadi lagi,”
serunya.
Sebelumnya, TNI AU dikabarkan sedang melakukan
penyelidikan tentang dugaan penyeludukan minuman keras melalui pesawat Hercules
C-130 TNI AU, di Papua.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma Jemi
Trisonjaya mengatakan pihaknya akan mencari tahu jika ada anggotanya yang
terlibat.
“Apabila diketahui ada yang bermain, maka konsekuensi
personel tersebut akan di proses sesuai aturan hukum yang berlaku,"
tambahnya.