Badan Narkotika Nasional (BNN) Papua mengklaim
telah over target dalam menangani kasus narkotika dan obat-obat terlarang (Narkoba)
di bumi cenderawasih. Hal tersebut dikatakan Kepala BNN Papua Brigjen Pol
Bambang Budi Santoso, dalam keterangan pers di Jayapura, Jumat (15/12) petang.
Dia katakan, dari target 10 yang ditetapkan
pada 2017, BNN Papua berhasil menangani 19 kasus. Terdiri dari 11 tersangka
kasus narkotika, serta delapan kasus psikotropika yang masing-masingnya dibuat
dalam satu berkas.
“Totalnya ada 19 orang dan 19 berkas. Sehingga
kita sampaikan sudah over target dari jumlah yang ditetapkan sebelumnya. Tapi
ini bukan suatu kebanggaan, namun memang merupakan kerja keras kita yang
berhasil mengungkap jaringan, yang bahkan kita harapkan nantinya bisa kita
putus peredaranya,” terang dia.
Kendati bangga dengan pencapaian itu, dirinya
khawatir sebab peningkatan jumlah pengungkapan kasus, sama dengan terjadi
peningkatan jumlah pemakaian narkoba, khususnya sabu-sabu. “Apalagi dari 19
pelaku, seorang diantaranya warga negara asing (PNG), tujuh orang asli Papua,
sisanya campuran,” ungkapnya.
Sementara dalam bidang pencegahan, lanjut dia,
BNN Papua telah melakukan kerja sama dengan instansi pemerintah, serta aktif
melakukan tes urin bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN). BNN Papua juga
melakukan kerja sama dengan dinas pendidikan di Kota Jayapura, guna melakukan
tes urin bagi para siswa SMU yang sementara mengikuti masa orientasi siswa
(MOS).
“Tak ketinggalan kita bekerja sama dengan BUMD
dan BUMN untuk menangani pengguna narkoba pasca rehibilitasi. Sehingga dengan
menggunakan CSR BUMN dan BUMD, kita harapkan bisa membantu eks pecandu untuk
keluar dari masalah itu,” terang dia.
Pada kesempatan itu, dia mengungkap
keberhasilan membangun KTN (kampung tanpa narkoba) di Nafri. Pihaknya menyambut
positif komitmen Kepala Kampung setempat yang mengalokasikan dana desa untuk mencegah
serta menangkal narkotika.
“Sehingga harapannya kedepan kita bisa MoU lagi
dengan seluruh kampung yang ada di Kota Jayapura,”katanya.
Dia menambahkan, untuk bidang pemberdayaan masyarakat,
selama memimpin BNN pihaknya tak menggunakan duta. “Kita khawatir duta ini nantinya
mau calon dalam Pileg, sehingga kita gunakan penggiat atau relawan narkoba. Dengan
begitu kedepan, bisa terhindari dari hal yang tak diinginkan,” pungkasnya.