Dinas Pendidikan Provinsi Papua pada 2018
mendatang mulai mendorong pengelolaan keuangan SMA/SMK dilakukan secara bersih
dan transparan.
Hal demikian dipandang sejalan dengan semangat
pemerintah provinsi Papua menciptakan pemerintahan yang jauh dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme, yang diawali dari lingkungan sekolah.
“Pada 2018 mendatang, Dinas Pendidikan mulai
mendorong pembenahan pada sistem perencanaan dan pengelolaan keuangan sekolah,
ada 350-an SMA dan SMK yang tersebar
diseluruh Provinsi Papua”.
“Mengapa demikian, jika pengelolaan keuangan
SMA/SMA dilakukan dengan rencana yang tak teratur, kita khawatir mutu
pendidikan akan tak maksimal ditingkatkan. Dilain pihak, berpotensi pada
permasalahan hukum. Sehingga jangan sampai uang besar datang, tapi orang lebih
banyak masuk penjara, karena orang kotor
urus pendidikan,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Protasius
Lobya, di Jayapura, kemarin.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi butuh pejabat
yang tak hanya paham tentang strategi pengembangan pendidikan. Tetapi aparatur
sipil negara yang bersih dari praktik KKN. Dilain pihak, bila perencanaan dilakukan
secara maksimal, maka semua laporan keuangan akan lebih terpadu dan maksimal.
“Paling tidak untuk setiap dana yang masuk, seperti
dana bantuan operasional sekolah (BOS), APBD
serta semua sumber-sumber pembiayaan dari komite sekolah semuanya gampang
terdeteksi. Bahkan dapat diakses secara transparan,” katanya.
Sebelumnya, tambah dia, Dinas Pendidikan
Provinsi Papua telah menggelar pelatihan tata kelola sekolah bagi kepala tata usaha di lingkungan
SMA. Kegiatan ini diikuti 40 SMA yang ad di Kota Jayapura dan sekitarnya.
Sementara beberapa kabupaten, diantaranya,
Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Biak Numfor, Jayawijaya, Merauke, Mimika,
Nabire dan Yapen.
Melalui pelatihan tersebut, diharapkan pengelolaan
dana BOS maupun sumber pembiayaan yang masuk kedalam sekolah, dapat dilakukan
secara transparan serta tepat sasaran.