Dinas Pendidikan Papua pada tahun ini akan
mendorong pendidikan vokasi untuk mengatasi kekurangan tenaga guru di sekolah
dasar (SD).
Pendidikan vokasi sendiri merupakan pendidikan
tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi
program pendidikan Diploma (diploma 1, diploma 2, diploma 3 dan diploma 4) yang
setara dengan program pendidikan akademik strata 1. Lulusan pendidikan vokasi
akan mendapatkan gelar vokasi.
“Saya nilai kedepan perlunya pendidikan vokasi
(pendidikan tinggi) guna menunjang guru pada keahlian terapan tertentu.
Sehingga, kita ada program akselerasi, seperti program pengadaan guru
produktif”.
“Ini juga untuk mengatasi kekurangan guru,
lebih khusus untuk sekolah dasar. Hal ini juga sebagian besar disebabkan oleh
belum meratanya ketersebaran guru di Bumi Cenderawasih,” terang Kepala Dinas
Pendidikan Papua Elias Wonda di Jayapura, kemarin.
Dia katakan, untuk memenuhi kebutuhan guru
produktif di Papua sebanyak 900 orang saja sampai saat ini cukup sulit. Sementara
guru yang ada di sekolah saat ini hanya berjumlah 50 persen atau 450 orang.
“Makanya, kedepan juga, proses perekrutan
kepala sekolah juga akan menjadi perhatian kita, diantaranya melalui talent
scouting atau program pemandu bakat maupun minat. Dengan begitu, diharapkan
ketersediaan guru mampu lebih maksimal dalam memberikan akses belajar mengajar
kepada murid,” harapnya.
Sementara menyoal penumpukan guru di wilayah
perkotaan, dia tak menampiknya. Hal demikian, dikarenakan berbagai faktor.
Diantaranya, belum maksimalnya dukungan kesejahteraan keamanan serta minimnya
sarana dan prasarana sekolah.
Selain itu, belum tersedianya rumah bagi guru
maupun tenaga pengajar yang dalam waktu dekat memasuki masa pensiun.
Kendati demikian, tambahnya, pihaknya akan terus
melakukan pembenahan supaya terjadi terjadi pemerataan penyebaran guru baik di
wilayah perkampungan maupun perkotaan. Diantaranya dengan penyediaan perumahan
bagi guru di pedalaman maupun kemudahan akses lainnya.