Menyikapi kenaikan harga beras yang terjadi
secara nasional baru-baru ini, Pemerintah Provinsi Papua sigap dengan turun ke
lapangan (pasar-pasar) melakukan pengawasan secara berkesinambungan.
“Kita langsung berkordinasi dengan pihak
terkait untuk mengantisipasi kenaikan beras yang sudah terjadi beberapa pekan
ini,” terang Asisten Sekda Papua Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat,
Elia Loupatty, Kamis (25/1) di Jayapura.
Dia katakan, sejauh ini belum ada laporan dari
masyarakat terkait kenaikan harga beras. Sementara Bulog Papua telah
menyampaikan ketersedian beras di bumi cenderawasih saat ini, masih cukup.
“Memang kenaikan harga beras secara nasional
saat ini belum berdampak di Papua secara menyeluruh. Sebab panen kita baru
terjadi sekitar akhir Maret dan April 2018 kedepan. Sehingga dari segi
ketahanan sedikit kurang baik,” terangnya.
Kendati begitu, lanjut dia, Elia mengharapkan
kenaikan beras secara nasional tidak berdampak
di Papua secara permanen dalam waktu dekat ini. Supaya harga beras
dipasaran bisa dijangkau oleh masyarakat secara luas.
“Makanya kita minta dan dorong terus agar
pihak pedagang beras yang ada di Papua tetap mempertahankan harga yang sudah
ada. Kita tetap mengimbau supaya mereka tidak menaikkan harganya sembarangan,”
ucap dia.
Sementara untuk memaksimalkan ketersediaan
beras di Papua, pihaknya berharap ada campur tangan pihak swasta untuk
mendukung penampungan beras masyarakat, lebih khusus di wilayah Kabupaten
Merauke yang memiliki produksi dengan jumlah besar.
Karenanya, pihak swasta didorong untuk
bermitra dengan pemerintah daerah, sekaligus memfasilitasi pembangunan gudang
beras. Sebab meski telah dibangun gudang baru oleh pihak Bulog, namun belum
mampu menampung seluruh hasil produksi masyarakat.
“Karenanya, kita sambut baik ada upaya dari
sejumlah pihak swasta di Kabupaten Merauke yang justru mendukung dan menyediakan
satu tempat untuk menjadi gudang beras di Merauke”.
“Sebab memang di Merauke masih memerlukan gudang.
Karena meski beberapa waktu pihak Bulog sudah meresmikan gudang yang baru, pada
akhirnya masih belum cukup menampung seluruh hasil produksi beras” pungkas dia.