Direktur Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif
Fakrulloh menilai cakupan pembuatan akte kelahiran di Provinsi Papua baru
mencapai 46, 65 persen atau masih jauh dari yang diharapkan. Angka tersebut
juga masih jauh dibawah capain tingkat nasional sebesar 87 persen.
Oleh karenanya, dia mengingatkan instansi
terkait di kabupaten dan kota agar terus bekerja keras untuk memaksimalkan
persentase pembuatan akte kelahiran.
“Diantaranya dengan membuat program agar semua
siswa sekolah di Papua memiliki akte kelahiran. Dengan demikian, mulai dari
sekarang instansi terkait harus mendatangi sekolah-sekolah untuk bagikan akte
kelahiran bagi yang belum memiliki”.
“Cara ini sudah dilakukan di provinsi lain dan
berhasil. Sehingga saya harap hal seperti ini bisa dilakukan di Papua dengan
membuat program pemberian akte kelahiran kepada seluruh anak sekolah (TK, SD,
SMP, SMA)”.
“Sementara untuk teknisnya, bisa membaca dalam
Permendagri 9 tahun 2006 tentang Percepatan Penerbitan Akte Kelahiran,"
terang dia pada rapat kerja percepatan penyelesaian perekaman e-KTP dan
bimbingan teknis administrator database (ADB) provinsi Papua, di Jayapura,
Selasa (27/3).
Dia mengatakan, pembuatan akte harus terus
dikampanyekan kepada publik, agar seluruh putra putri Papua memilikinya. Dia
juga berharap instansi terkait dapat melaksanakan program “jemput bola”
sehingga dalam melakukan pengurusan akte kelahiran, warga tak perlu mendatangi
ke kantor kependudukan dan pencatatan sipil.
“Artinya, instansi terkait inilah yang datang
turun ke lapangan. Contohnya saat ke sekolah-sekolah, petugas langsung mengisi
blangko di tempat, nanti setelah aktenya sudah jadi, tinggal dari instansi
mengirimnya ke sekolah. Saya pikir dengan cara ini akan lebih efektif mendorong
pembuatan akte,” tuturnya.
Sekedar diketahui, Kota Jayapura memiliki
cakupan paling tinggi yakni 160 persen dalam pengurusan akte kelahiran.
Menyusul Kabupaten Waropen, Asmat, Supiori, Merauke, Sarmi, Mamberamo Tengah,
Nabire, Keerom dan Biak Numfor.
Sementara Kepulauan Yapen, Mamberamo Raya,
Mappi, Tolikara, Dogiayi, Nduga, Paniai (8 persen), Intan Jaya, Yalimo (2,5
persen), Deiyei (0,5 persen), Lanny Jaya (1 persen). “Tentunya
kabupaten-kabupaten ini perlu terus didorong,” tuturnya.